QBeritakan.com - Di tanah Jawa yang megah, dua kerajaan besar berdiri dengan wibawanya masing-masing, Majapahit, penguasa timur yang kuat dan luas wilayahnya, dan Sunda, kerajaan barat yang agung, santun, dan menjunjung tinggi kehormatan.
Saat itu, dua dunia hampir bersatu oleh cinta. Dyah Pitaloka Citraresmi, putri dari Kerajaan Sunda, dilamar oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Bukan hanya soal pernikahan, tapi simbol perdamaian antara dua kerajaan.
Kami datang membawa cinta, bukan tunduk.
Prabu Maharaja Linggabuana, raja Sunda sekaligus ayah sang putri, berlayar ke Majapahit bersama rombongan istana. Mereka tiba di Lapangan Bubat, membawa harapan, membawa restu, dan membawa cinta suci sang putri untuk calon suaminya.
Namun tak disangka, Gajah Mada, sang Mahapatih Majapahit, memiliki niat berbeda.
Ia menganggap kedatangan rombongan Sunda sebagai bentuk penyerahan diri. Ia ingin menjadikan pernikahan itu bukan penyatuan, tapi penaklukan.
Pecahnya Tragedi di Tanah Bubat
Kerajaan Sunda menolak. Mereka datang bukan untuk menyerah, tapi untuk menjalin silaturahmi. Tapi Gajah Mada bersikeras. Maka darah pun tumpah. Perang Bubat meledak.
Dalam ketidakadilan itu, satu demi satu prajurit Sunda gugur. Prabu Linggabuana pun tewas dalam pertarungan.
Dan Dyah Pitaloka? Dalam kepedihan, ia memilih bunuh diri, menolak dijadikan simbol penaklukan. Lebih baik mati terhormat daripada hidup dihina.
Harga diri lebih tinggi dari tahta.
Perang Bubat bukan hanya konflik antar kerajaan. Ia adalah tragedi tentang cinta yang terhenti, tentang diplomasi yang dikhianati, dan tentang harga diri yang dipertahankan sampai titik darah terakhir.
Hayam Wuruk menangis menyesali, tapi segalanya sudah terlambat. Gajah Mada pun kehilangan kepercayaan raja. Dan dua kerajaan besar itu tak pernah bersatu.
Jejak Luka yang Abadi
Hingga kini, Perang Bubat masih dikenang sebagai luka sejarah yang dalam. Bukan sekadar karena banyaknya nyawa yang hilang, tapi karena keangkuhan dan kesalahpahaman yang menghancurkan harapan akan damai.
Dyah Pitaloka tak hanya jadi simbol wanita Sunda, tapi juga simbol kehormatan dan keberanian perempuan nusantara.
#PerangBubat
#SejarahNusantara
#TragediBubat
#DyahPitaloka
#HayamWuruk
#GajahMada
#MajapahitVsSunda
#KisahKerajaan
#LegendaNusantara
#SejarahIndonesia