Tantrum pada Orang Dewasa! Ini Pengertian dan Cara Cerdas Menghadapinya

Prasetyo Budi
Jumat, 17 Januari 2025 | Januari 17, 2025 WIB Last Updated 2025-01-17T12:24:14Z



QBeritakan.com - Tantrum pada orang dewasa mungkin terdengar tidak biasa, tetapi pada kenyataannya banyak individu yang menghadapi kesulitan dalam mengelola emosi mereka. Oleh karena itu, sebaiknya kita memahami apa itu tantrum pada orang dewasa.

Ketika tekanan hidup, ketidakpastian, atau ketegangan yang menguasai dirinya, reaksi berlebihan bisa muncul sebagai bentuk pelampiasan. Fenomena ini seringkali tidak hanya tentang ledakan kemarahan, tetapi juga bisa berupa gejala ketidakmampuan mengatur diri. Tantrum yang terjadi pada orang dewasa bukanlah hal yang langka dan bisa menjadi cerminan dari berbagai permasalahan yang lebih dalam.

Ingin tahu apa itu tantrum pada orang dewasa? Mari simak penjelasan lengkap yang dihimpun dari Psychology Today, Healthline, dan Uncover Mental Health Conseling berikut ini!

Apa Itu Tantrum pada Orang Dewasa?

Tantrum pada orang dewasa adalah ledakan emosi yang tidak terkendali. Meskipun sering dikaitkan dengan anak-anak, orang dewasa juga dapat mengalaminya. Biasanya, tantrum pada orang dewasa terjadi ketika mereka merasa tertekan atau kecewa, lalu emosi mereka meledak tanpa kontrol.

Pada orang dewasa, tantrum sering kali tidak melibatkan perilaku fisik seperti yang terlihat pada anak-anak. Namun, tindakannya bisa berupa teriakan, perdebatan sengit, atau bahkan tindakan kasar seperti melempar barang. Ledakan emosi ini biasanya tidak sebanding dengan pemicu yang ada. Ini menunjukkan bahwa perasaan yang ada jauh lebih dalam dan tidak terkendali.

Tantrum pada orang dewasa bisa merusak hubungan sosial atau pribadi. Ketika seseorang marah sampai meledak-ledak, orang-orang di sekitar mereka merasa bingung atau terluka. Tantrum sering kali terjadi pada momen yang penuh tekanan, seperti dalam lingkungan pekerjaan atau hubungan pribadi yang menantang. Namun, dampaknya bisa bertahan lama dan menciptakan jarak antara individu yang terlibat.

Kenapa Orang Dewasa Tantrum?

Berikut adalah beberapa penyebab yang dapat memicu tantrum pada orang dewasa, yang mencakup berbagai faktor internal dan eksternal. Masing-masing faktor ini saling berhubungan dan berkontribusi pada ledakan emosi yang terjadi.

1. Stres Berlebihan

Ketika seseorang merasa tertekan dengan tanggung jawab yang terus menumpuk, stres dapat menjadi faktor utama dalam memicu tantrum. Bayangkan seseorang yang harus menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan keluarga, dan kewajiban sosial dalam waktu yang terbatas.

Akumulasi tekanan ini dapat mencapai titik jenuh, dan tanpa ruang untuk pemulihan emosional, individu tersebut mungkin meledak secara emosional. Stres yang berkepanjangan akan menguras energi emosional, menjadikannya lebih sulit untuk mengendalikan perasaan saat situasi yang mengganggu muncul.

2. Ekspektasi yang Tidak Terpenuhi

Saat harapan yang telah dibangun tidak tercapai, kekecewaan yang muncul bisa sangat besar. Orang dewasa yang terbiasa dengan kontrol dan prediktabilitas sering kali merasa frustasi dan cemas ketika rencana atau impiannya gagal.

Misalnya, sebuah proyek yang tidak berjalan sesuai rencana atau hubungan yang tidak memenuhi ekspektasi bisa memicu perasaan tak berdaya dan kecewa. Ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan ini bisa menyebabkan ketegangan emosional yang akhirnya meluap dalam bentuk tantrum.

3. Kurangnya Keterampilan Menghadapi Masalah

Sebagaimana sebuah kapal memerlukan lambung yang kuat untuk menghadapi badai, orang dewasa juga membutuhkan keterampilan yang efektif untuk menghadapi tantangan hidup. Tanpa keterampilan koping yang baik, seseorang lebih rentan untuk bereaksi secara emosional saat menghadapi kesulitan.

Banyak orang tidak pernah mempelajari cara-cara sehat untuk mengelola stres atau merasa cara-cara yang mereka gunakan selama ini tidak cukup lagi dalam menghadapi masalah yang semakin berat. Tanpa keterampilan tersebut, orang dewasa lebih mudah mengalami ledakan emosi di dalam situasi yang memicu frustrasi.

4. Masalah Kesehatan Mental yang Mendalam

Kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian dapat memperburuk ketidakstabilan emosional dan membuat seseorang lebih mudah mengalami tantrum. Bagi orang dewasa yang sedang berjuang melawan gangguan mental, setiap hari bisa terasa seperti perjuangan melawan pergulatan batin yang intens.

Ledakan emosi yang muncul sering kali merupakan manifestasi dari pergolakan batin yang tidak tertangani. Gangguan kesehatan mental ini membuat individu kurang mampu mengatur emosi, sehingga ledakan kemarahan atau frustrasi menjadi lebih sering terjadi.

Cara Mengatasi Tantrum

Tantrum pada orang dewasa dapat diatasi dengan berbagai strategi untuk mengelola perasaan. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

1. Kenali Pemicu

Mengetahui apa yang memicu kemarahan atau ledakan emosi adalah langkah pertama yang sangat penting. Dengan mengenali situasi, pikiran, atau perilaku yang sering kali mendahului tantrum, seseorang dapat mulai mengidentifikasi pola dan merencanakan respons yang lebih baik.

Cobalah untuk melacak perasaan dan buat daftar situasi yang menyebabkan kehilangan kendali. Setelah mengetahui pemicunya, kita bisa mengambil langkah proaktif, seperti mengatur batasan atau mencari dukungan untuk menghindari atau menanggulangi pemicu tersebut sebelum mencapai titik ledakan.

2. Latih Keterampilan Mindfulness

Di tengah dunia yang penuh gangguan, mindfulness bisa menjadi penangkal yang efektif terhadap gejolak emosi. Teknik mindfulness, seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga, membantu seseorang untuk tetap hadir di momen sekarang dan mengamati pikiran serta perasaan tanpa menghakimi.

Dengan meningkatkan kesadaran diri, seseorang bisa lebih cepat mengenali tanda-tanda awal tantrum dan melakukan intervensi sebelum situasi memburuk. Mengintegrasikan mindfulness ke dalam rutinitas harian akan membantu menciptakan ketenangan dalam menghadapi tekanan.

3. Komunikasi dengan Tegas

Menekan perasaan sering kali hanya akan memperburuk keadaan. Sebagai gantinya, latihlah komunikasi yang tegas untuk mengungkapkan perasaan dengan tenang dan jelas. Gunakan pernyataan 'Saya' untuk menyampaikan perasaan tanpa menyalahkan orang lain. Misalnya, 'Saya merasa frustrasi ketika pekerjaan saya dihargai, tapi saya masih harus menunggu kesempatan lain'.

Komunikasi yang terbuka dan jujur bisa mencegah kesalahpahaman dan mencegah konflik berkembang menjadi tantrum. Dengan mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat, seseorang tidak hanya menghindari ledakan emosi, tetapi juga meningkatkan kecerdasan emosional.

4. Ambil Waktu untuk Beristirahat

Ketika emosi mulai meningkat, penting untuk memberi diri waktu untuk berhenti sejenak. Mengambil waktu untuk diri sendiri, seperti berjalan-jalan sejenak atau menikmati secangkir kopi, memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mereset dan mendapatkan perspektif yang lebih jernih.

Menyendiri bukan tanda kelemahan, melainkan langkah penting untuk menjaga kesehatan emosional. Jangan anggap istirahat sebagai bentuk penghindaran, melainkan sebagai kesempatan untuk melakukan perawatan diri dan mengatur ulang perasaan.

5. Mencari Bantuan Profesional

Meskipun sudah berusaha dengan segala cara, tantrum bisa terus terjadi dan mulai mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Jika hal tersebut terjadi, artinya ini adalah waktunya untuk mencari bantuan profesional sangat dianjurkan.

Terapis atau konselor dapat memberikan wawasan berharga dan alat untuk membantu mengelola emosi. Terapis dapat bekerja menggunakan teknik seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi perilaku dialektik (DBT), yang dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab tantrum. Terapis juga memberikan ruang yang aman dan mendukung untuk menyelami perasaan yang lebih dalam dan mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi yang lebih baik.

6. Latih Teknik Relaksasi

Meskipun tidak menggantikan terapi profesional, teknik relaksasi dapat membantu mengelola kemarahan dan ledakan emosi. Kunci keberhasilan dalam teknik ini adalah latihan yang konsisten.

Saat relaksasi menjadi bagian dari rutinitas harian, kita akan lebih mudah untuk mengaplikasikannya ketika perasaan marah atau cemas mulai muncul. Teknik seperti visualisasi, relaksasi otot progresif, pernapasan dalam, dan meditasi dapat membantu menenangkan tubuh dan pikiran, akan mengurangi kecenderungan untuk meluapkan emosi secara berlebihan.

Cara Cerdas Menghadapi Tantrum pada Orang Dewasa

Jika menghadapi orang dewasa yang tantum, kita perlu melakukan langkah yang tepat. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya!

1. Tetap Tenang

Ketika seseorang yang kita pedulikan mengalami tantrum, penting untuk tetap tenang, meskipun hal ini bisa sangat sulit. Mereka mungkin mengeluarkan kata-kata kasar atau bahkan memberikan silent treatment, yang bisa memicu rasa sakit atau kemarahan.

Namun, sangat penting untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi. Cobalah tarik napas dalam atau bahkan keluar sejenak untuk menenangkan diri untuk membantu agar reaksi kita tidak memperburuk situasi. Ini memberikan ruang untuk merespon dengan lebih bijak tanpa memperburuk ketegangan.

2. Pastikan Keamanan Diri

Ketika seseorang mengalami ledakan emosi atau meltdowns, mereka bisa mengekspresikan kemarahan secara fisik, meskipun itu tidak biasa terjadi. Jika seseorang mulai memukul atau merusak barang-barang di sekitar mereka, walaupun tidak berniat menyakiti, tetap penting untuk memastikan keselamatan diri.

Jika ada keraguan tentang kemungkinan agresi fisik, sebaiknya berikan waktu dan tinggalkan ruangan ruangan agar orang tersebut bisa menenangkan dirinya sendiri. Keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi situasi tersebut.

3. Kenali Red Flags

Dalam beberapa kasus, ledakan emosi atau tantrum mungkin mengindikasikan perilaku yang lebih berbahaya, seperti kontrol berlebihan dalam hubungan atau perilaku kekerasan. Jika seseorang mulai mengontrol kata-kata dan perilaku kita, mengisolasi kita dari orang lain, atau bahkan mengancam hewan peliharaan dan anak-anak, ini adalah tanda-tanda yang perlu diwaspadai.

Dalam kondisi seperti ini, sangat penting untuk berbicara dengan seorang terapis atau konselor untuk mendapatkan bantuan dan dukungan. Jangan ragu untuk mencari bantuan segera jika merasa tidak aman atau jika perilaku mereka merugikan.

4. Tawarkan Empati

Tantrum, ledakan emosi, atau meltdowns sering kali berhubungan dengan situasi yang menekan atau kesulitan dalam mengelola perasaan. Menawarkan empati bisa sangat membantu. Setelah orang tersebut merasa sedikit lebih tenang, tanyakan apa yang membuat mereka merasa tertekan dan dengarkan dengan penuh perhatian.

Tunjukkan bahwa kita peduli dan ingin mencari solusi bersama. Misalnya, mengungkapkan pemahaman dengan mengatakan, "Saya mengerti mengapa itu bisa membuatmu marah. Bagaimana kita bisa mengatasinya bersama?" Ini akan membantu mereka merasa divalidasi dan meringankan beban emosional yang mereka rasakan.

5. Tetapkan Batasan

Menghadapi ledakan emosi secara teratur bisa sangat menguras tenaga dan emosi. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batasan yang jelas. Sebagai contoh, kita bisa berkata, "Saya siap berbicara, tetapi kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah jika kamu terus berteriak atau merusak barang-barang. Mari berbicara ketika kamu merasa lebih tenang."

Menetapkan batasan tidak hanya melindungi kesejahteraan emosional kita, tetapi juga menunjukkan bahwa meskipun kita peduli dan ingin membantu, perilaku tertentu tidak dapat diterima. Batasan yang tegas membantu menciptakan ruang untuk solusi yang lebih sehat dan produktif.

6. Bantuan Profesional

Dalam banyak kasus, kemarahan yang tidak terkendali atau tantrum yang berulang bisa menjadi tanda bahwa seseorang membutuhkan dukungan profesional. Jika seseorang terus mengalami ledakan emosi yang merusak hubungan atau kesejahteraan mereka, mencari bantuan dari seorang terapis atau konselor bisa sangat bermanfaat.

Terapis dapat membantu mereka mengeksplorasi penyebab yang mendasari masalah emosional tersebut dan memberikan strategi mengatasi permasalahannya yang lebih baik. Terapi memberikan ruang aman untuk berproses dan mendapatkan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola perasaan secara lebih sehat.

Demikian penjelasan lengkap mengenai tantrum pada orang dewasa, termasuk pengertian, penyebab, hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tantrum pada Orang Dewasa! Ini Pengertian dan Cara Cerdas Menghadapinya

Trending Now