QBeritakan.com - Banyak catatan sejarah yang harus kita pelajari sehingga kita harus melawan, Oligarki Pada era pasca-Uni Soviet, Rusia mengalami fenomena oligarki, di mana segelintir individu kaya mengendalikan sebagian besar kekayaan dan sumber daya negara.
Memasuki tahun 2025 di Indonesia, narasi melawan oligarki mulai semakin sering terdengar gaungnya, terutama di media massa dan media sosial. Oligarki dianggap sebagai ancaman demokrasi dan juga akar dari pengrusakan aset-aset negara oleh para pejabat publik, seperti korupsi maupun penyalahgunaan saat mengambil keputusan.
Lebih jauh lagi, oligarki disebut juga sebagai penyebab Indonesia semakin memburuk, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun hukum. Hal ini terjadi karena oligarki mendahulukan kepentingan pribadi dan kelompok daripada rakyat.
Beberapa minggu ini kita dikejutkan dengan keberadaan Pagar Misterius di Pantura yang Konon katanya adalah PSN, atau Projek Strategi Nasional sebagai bungkus melancarkan kepentingan korporasi.
Bukan PSN atau oligarki yang menjadi catatan penting buat saya tapi lebih ke seseorang Nelayan yang umurnys lebih setengah abat berteriak lantang menggaung dan membangkitkan jiwa Nusantara bagi kita semua untuk melawan Oligarky, dia berteriak lantang menggelegar menunjukan bahwa dia adalah singa Nusantara.
Keberanian Pak Kholid yang bersuara lantang di kasus pagar laut misterius sepanjang 30 KM di perairan Tangerang.
Nelayan yang terdampak dari pemasangan pagar laut itu tidak takut melawan orang-orang besar di baliknya.
Sosok pak Kholid, merupakan simbol perlawanan rakyat kecil terhadap kesewenang-wenangan yang harusnya dicontoh pejabat atau pemimpin negeri.
Apa yang disampaikan Kholid ini adalah semacam tamparan politik yang cukup keras kepada pihak-pihak pemangku kepentingan politik, kepada orang-orang hebat di negara kita ini untuk tidak takut melawan korporasi.
Pak Kholid mengatakan bahwa dia tidak sudi jika negara dipimpin oleh oligarki.
Bahkan, ia mengatakan apabila negara tidak berani melawan oligarki maka Kholid akan mengorganisir perlawanan untuk melawan para oligarki itu.
Pak Kholid paham betul bahwa soal pagar laut di Kabupaten Tangerang itu bukan kaleng-kaleng, bukan dilakukan oleh orang-orang biasa. Ia sadar betul bahwa yang punya kemampuan membikin pagar laut di Kabupaten Tangerang adalah mereka yang oligarki.
Keberanian pak Kholid untuk melawan oligarki seharusnya membuat aparatus kekuasaan merasa malu.
Seharusnya pihak-pihak yang selama ini terutama pejabat publik di negara kita ini, entah itu DPR, entah itu kepala daerah, entah itu DPRD, atau siapapun aparatus-aparatus kekuasaan mestinya merasa malu dan tertampar dengan adanya Kholid yang orang biasa saja, tapi tak gentarbmelawan kekuatan besar dan bahka paling depan dan paling terlantar.
Ayo Negara ini bukan warisan dari leluhurkita tapi titipan buat anak cucu kita yang hari ini sadar atau tidak kita telah di obok obok oleh Bajingan Oligarky.