Rocky Gerung: Ancaman Terhadap Kedaulatan Natuna "Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo dengan China"

Prasetyo Budi
Rabu, 13 November 2024 | November 13, 2024 WIB Last Updated 2024-11-13T14:13:42Z

pengamat politik Rocky Gerung (dok youtube Rocky Gerung)

QBeritakan.com - Kunjungan Presiden Prabowo ke China baru-baru ini menghasilkan sebuah kesepakatan kerjasama bersama atau joint development di wilayah tumpang tindih yang menjadi klaim antara Indonesia dan China.

Kesepakatan ini menuai kritik keras dari pengamat politik Rocky Gerung.

Rocky Gerung memperingatkan adanya potensi ancaman terhadap kedaulatan Indonesia dan stabilitas hubungan dengan negara-negara ASEAN.

"Ini kesepakatan yang sangat riskan," ujar Rocky Gerung yang dikutip dari youtubenya.

Rocky Gerung menekankan "Indonesia selama ini menolak klaim China atas wilayah Natuna yang diklaim lewat garis sembilan putus (Nine-Dash Line) kini malah berpotensi memberikan sinyal bahwa Indonesia bersedia bekerja sama dengan China di wilayah yang kita klaim sebagai milik kita."

Rocky Gerung menyebut kesepakatan ini sebagai tanda kemunduran dalam kebijakan luar negeri Indonesia terkait kedaulatan wilayah.

Menurutnya meski kesepakatan ini masih dalam tahap joint statement yang tidak mengikat namun langkah ini bisa membuka pintu bagi China untuk makin memperkuat klaimnya di Laut China Selatan.

"Dalam perspektif hukum internasional langkah ini seakan memberi China peluang untuk lebih menguatkan posisinya sementara kita mundur selangkah," terang Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung pihak militer Indonesia khususnya TNI juga mewaspadai perjanjian ini.

Mereka menilai bahwa China memiliki agenda untuk memperluas pengaruhnya di kawasan yang dinilai Rocky Gerung sebagai bagian dari "catur politik" Beijing dalam upayanya menjadi superpower dunia.

Rocky Gerung menyebut bahwa TNI sebagai garda utama penjaga kedaulatan memiliki posisi tegas dalam mempertahankan kedaulatan Natuna sebagai wilayah Indonesia.

Kesepakatan ini juga terjadi di tengah pertimbangan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS, blok ekonomi yang dipimpin oleh China dan Rusia.

Bagi Rocky Gerung kebijakan ini akan membawa Indonesia lebih dekat ke orbit pengaruh China dan bisa mengganggu hubungan dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat.

"BRICS bisa membuka peluang ekonomi tetapi tetap ada risiko dominasi China dalam investasi. Hal ini tidak hanya berdampak pada ekonomi namun juga berisiko menciptakan ketegangan baru dengan negara-negara Barat," jelas Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung relasi Indonesia dan China tidak hanya soal ekonomi tetapi juga terkait isu-isu sensitif yang melekat secara historis dan kultural.

Rocky Gerung mengingatkan bahwa meningkatnya investasi China di Indonesia, termasuk masuknya tenaga kerja asing dari China, bisa memicu sentimen negatif di masyarakat.

"Masyarakat masih punya memori kolektif yang peka soal hubungan dengan China apalagi jika masuk dalam wilayah yang sensitif seperti kedaulatan dan dominasi ekonomi," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung menekankan pentingnya Presiden Prabowo menyeimbangkan hubungan dengan China dan Amerika Serikat.

Menurutnya China kini muncul sebagai "junior superpower" yang semakin ekspansif di kawasan sementara AS tetap mempertahankan pengaruhnya.

"Indonesia harus cermat dalam menentukan langkah diplomasi di antara dua kekuatan besar ini. Jangan sampai kita kehilangan kedaulatan demi keuntungan ekonomi jangka pendek," tutup Rocky Gerung.***

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rocky Gerung: Ancaman Terhadap Kedaulatan Natuna "Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo dengan China"

Trending Now