QBeritakan.com - Imbas dari sulitnya bahan baku untuk crumb rubber atau remah karet, buruh industri ban sedang dihadapkan dengan risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Azis Pane membenarkan pekerja industri ban tengah ada dalam ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK). Meskipun menurutnya masih berada di posisi lampu kuning.
Beberapa Minggu ini berseliweran berita berita menghiasi baik mediabonline offline serta visual tentang susahnya bahan baku pembuatan ban yang berasal dari karet alam, hal ini dikarenakan "Selama 6 tahun terakhir telah terjadi penurunan produksi karet sebesar 1,24 juta ton,".
Subsektor yang paling terdampak oleh penurunan produksi karet alam di Indonesia adalah pabrik pengolahan karet yang mengolah bahan baku karet dari perkebunan menjadi crumb rubber (SIR). Akibatnya, saat ini utilisasi pabrik-pabrik crumb rubber telah berkurang hingga di bawah 50%.
Gapkindo mencatat, dalam 6 tahun terakhir (2018-2023) terdapat 48 pabrik crumb rubber yang gulung tikar. Dari total 152 pabrik di awal periode tersebut, saat ini tinggal 104 pabrik yang beroperasi di Tanah Air.
Penyebab utama penurunan produksi karet nasional dalam beberapa tahun terakhir adalah laju konversi tanaman karet ke tanaman lain, adanya penyakit gugur daun Pestalotiopsis sp, kurangnya tenaga penyadap, usia pohon karet yang mayoritas sudah tua, dan harga karet yang relatif rendah.
Dari banyak pernyataan berbagai pihak tentang turunya produksi karet alam di Indonesia seperti diulas diatas, namun tak satupun yang menyebutkan bahwa dampak penurunan produksi adalah semangat petani yang melemah, petani yang tak lagi semangat berkebun dan membuat produktifitas tanaman karet mereka dapat berproduksi dengan maksimal. Pasalnya tercatat dari mulai tahun 2015 sampai saat ini harga karet tidak kunjung naik, harga kisaran Rp 5000 - Rp 10.000/Kg, Sementara dalam sebulan rata rata penghasilan petani dalam per hektar berkisar 2 juta, sementara itu untuk menunjang produktifitas tanaman memerlukan pupuk yang tepat, Sedihnya harga pupuk semakin hari semakin naik yang akhirnya membuat ketakberdayaan petani untuk membelinya sehingga membuat semakin parahnya penurunan produksi dari tanaman tersebut, didesa kamu untuk mendapatkan pupuk subsidi yang harganya terjangkau pun sangat susah sekali, bahkan kadang harus berurusan dengan aparat serta LSM dengan embel embel hukum serta alokasi pupuk bersubsidi.
Menurut saya anak kampung ini petani lebih paham dengan apa yang dibudidayakan, kelangkaan hasil produksi karet alam ini disebabkan karena banyaknya alih fungsi lahan karet ditebang dijadikan komoditas tanaman lain, bukan hanya seperti yang di ungkapkan oleh berbagai pihak diatas.
Lebih mirisnya seiring langkanya hasil produksi karet alam ini harga ditingkat petani masih tak lebih dari Rp. 10.000, bukankah ini jadi tandatanya besar, semua kita tahu hukum ekonomi, dimana barang langka pasti harga akan melambung, lalu bagaimana dengan hasil karet alam, apakan tidak tersentuh hukum tersebut?.
Timbul persepsi apakah ini permainan para tengkulak? Atau permainan pemegang kebijakan di negeri ini yang membuat petani karet terpinggirkan, ini persoalan besar Pr besar yang harus segera ditindak lanjuti, oleh pemerintah untuk mengungkap birokrasi pertanian yang bobrok dan memperbaikinya, karena hal ini akan menentukan nasib bangsa ini kedepan
Kn Terjadinya krisis regenerasi petani muda di Indonesia merupakan permasalahan yang serius. Akankah Indonesia yang mendapat julukan sebagai negeri “zamrud khatulistiwa” ini akan kehilangan petaninya pada masa depan? Bagaimana hal ini bisa terjadi dan strategi apa yang harus ditempuh demi estafet regenerasi SDM sektor pertanian berjalan menuju pada terwujudnya pembangunan pertanian berkelanjutan dan berdaya saing?
Indonesia sebagai negara agraris dengan kekayaan SDA berlimpah punya konsekuensi untuk menjadikan sektor pertanian menjadi sektor yang tangguh, maju, berdaya saing, dan berkelanjutan. Sektor pertanian punya peran penting terhadap perekonomian Indonesia, peran tersebut, di antaranya berkontribusi pada penyedia pasokan pangan nasional, bahan baku industri, sumber cadangan devisa negara, penyedia lapangan kerja, dan masih banyak lagi.(Pras)