Sidang penyelesaian kasus Bimo ini digelar di Pengadilan Negeri Cikarang, Kabupeten Bekasi, Selasa 23 Juli 2024.
Hakim Ketua, Hilarius Grahita Setya Atmaja yang memimpin konferensi menyatakan bahwa Bimo terbukti bersalah melakukan tindak penipuan dan juga pemalsuan terhadap seorang korban berinisial K.
Tim Kuasa Hukum Korban, Martinus Panto, menyatakan puas terhadap hasil putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Cikarang karena melebihi tuntutan jaksa.
“Alhamdulillah sangat puas dengan keputusan yang dijatuhkan oleh hakim pada saat perdamaian, karena memang bukti-bukti sudah kuat pelaku telah melakukan tindak kejahatan kepada korban,” jelas Martinus, kepada awak media.
Martinus menyebutkan bahwa pada saat pembacaan tuntutan, penuntut menuntut 5 tahun, namun menariknya hakim menjatuhkan hukuman lebih berat.
“Kami sangat bersyukur sekali ya, karena hasilnya melebihi tuntutan yang dibacakan sebelumnya,” ungkap Martinus.
Seperti diketahui, majelis hakim memberikan kesempatan pada responden untuk berpikir-pikir terlebih dahulu dengan vonis tersebut.
“Terdakwa tadi sampaikan akan berpikir terlebih dahulu, apakah mengajukan banding ataupun tidak. Yang jelas kami sangat puas, karena memang penipu itu terbukti melakukan kesalahan,” ujar Martinus.
Latar Belakang Kasus Bimo
Kasus penipuan ini dilakukan oleh Bimo sejak bulan Agustus tahun 2021 silam. Untuk melancarkan aksi penipuan dan menguras harta benda korban, pelaku menikahi korban secara siri pada September 2021 di wilayah Solo.
Selang sebulan kemudian, pelaku melakukan pernikahan secara resmi di wilayah Bogor. Pada pernikahan yang dilakukan di wilayah Bogor, pelaku membuat buku pernikahan yang di belakangnya diketahui palsu. Ini diketahui untuk mengelabui, agar dapat menguasai harta benda korban.
Dalam perpisahan sebelumnya, Selasa, 11 Juni 2024, hadir 15 orang Saksi termasuk K yang dihadirkan sebagai Saksi korban. K mengatakan masalah ini bermula saat dua karyawannya menghadapi masalah hukum. Kemudian, bantuan korban mendapat masukan dari seseorang agar meminta Bimo untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Terkait hal itu, Bimo sempat meminta uang Rp. 200 juta yang diklaimnya untuk diberikan kepada keluarga Ibu Iriana Jokowi agar masalah hukum karyawan korban beres. Terdakwa Bimo juga mempertemukan korban dengan seseorang yang diklaim oleh Bimo sebagai keluarga Jokowi.
“Dia bilang ada Jerry, keponakan Jokowi, mau datang untuk menyelamatkan ibu dari DPO. Minta Rp1,5 miliar. Saya kasih dolar satu gepok, mungkin ada sekitar Rp1,4 miliar,” ujar korban di konferensi sebelumnya.
Kemudian awal September 2021, Bimo memperkenalkan korban dengan Sirwan yang diklaim mampu mengobati korban yang sedang sakit. Sirwan lalu memberi korban doa-doa melalui kemasan udara medium. Keanehan muncul, menyelesaikan pengobatan, menipu Bimo mengajak korban menikah siri. Sirwan bertindak sebagai penghulu. Akhir September, pengirim Bimo menikah dengan korban secara resmi di Bogor.
Dalam perjalanannya, Bimo dibujuk untuk membantu berbisnis dana talangan di Bank Indonesia. Terdakwa Bimo pun meminta korban mentransfer sejumlah uang. Hakim kemudian menegaskan, kepada siapa korban mentransfer uang. "Kepada penipu. Tapi yang terakhir saya curiga, dana saya tidak kembali, keuntungan tidak ada. Kerugian saya sekitar Rp 6 miliar," kata korban.
Terbongkarnya Penipuan Bimo
Penipuan Bimo terbongkar ketika suatu hari, korban menemui notaris untuk mengurus hartanya agar bisa dialihkan ke anaknya jika suatu saat ia meninggal dunia. Kepada notaris, korban mengaku memiliki suami dan menunjukkan buku nikah. “Saat urus ke notaris untuk menghibahkan harta saya, notaris cek dan bilang buku nikah itu palsu,” terang korban sambil menangis terisak.
Di persimpangan yang lalu, Saksi Sirwan pun akhirnya mengakui Bimo meminta untuk membuatkan surat akta nikah dan buku nikah palsu. Sirwan menyanggupi permintaan itu karena ada iming-iming keuntungan dari penipu Bimo.
Pada konferensi itu, dihadirkan pula istri penipu Bimo, Ariesta Dina Narulita dan dua orang mantan sopir pribadi penipu, yaitu Ade dan Bowo. Istri penipu Bimo, Dina, mengaku pernah membelikan mobil Mercy dan Vespa matic warna kuning. Kedua barang tersebut sudah disita oleh Kejaksaan.
Terkait pernikahan Bimo dengan Saksi korban, Dina mengakui bahwa Bimo tidak menginformasikan ke dia, saat menikah dengan Saksi korban. Dina baru mengetahui Bimo sudah menikah lagi dari saksi Ade dan Bowo, dua orang mantan sopir Bimo.
Saat tiba saatnya untuk berpikir, Ade selaku mantan sopir Bimo mengungkapkan bahwa kejujuran Bimo sejak mengenal dan bertemu dengan korban, kehidupannya berubah dengan pesat. “Dia (terdakwa Bimo) langsung membeli mobil Mercy, Land Cruiser, Land Rover, Motor BMW, Vespa, Mazda untuk anak dari istri sebelumnya,” ujar Ade.
Saat ditanya oleh hakim, Bimo mendapatkannya dari mana? Ade mengatakan, “Saya tidak tahu. Tapi bapak (Bimo) kehidupannya berkembang pesat setelah kenal korban. Sebelumnya dia (Bimo) hanya punya Fortuner.”
***