QBeritakan.com - CERITA tentang masyarakat yang bersinggungan dengan penduduk kota gaib Saranjana bukan hal baru bagi warga Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Khususnya warga Desa Oka-Oka, banyak dari mereka yang punya pengalaman mistis memasuki kota megah dengan peradaban modern itu.
Penduduk sekitar Pantai Saranjana menceritakan berbagai kejadian mistis yang mereka alami.
Nelayan di sekitar Pulau Laut mengklaim sering melihat aktivitas seperti mercusuar yang mereka yakini berasal dari kota tersebut.
Selain itu, beberapa artis yang pernah manggung dalam sebuah acara di sana juga mengalami kejadian misterius seperti hilangnya penonton tiba-tiba dalam sekejap.
Menurut sumber Okezone, Kota Saranjana hanya bisa dilihat oleh orang-orang 'pilihan' dan konon hanya mereka yang berhati bersih jauh dari sifat tamak ataupun memiliki kemampuan khusus yang mampu menembus dimensinya.
Salah satu tokoh yang didaulat menjadi juru kunci Saranjana ialah Pua Bela, seorang warga Desa Tanjung Lalak Utara. Konon, kemampuannya untuk masuk ke kota gaib ini terkait kepemilikan pusaka khas suku Dayak bernama Mandau yang diwariskan oleh pamannya, yang kini sudah menetap di Saranjana.
Penduduk Saranjana dikatakan memiliki ciri fisik seperti manusia normal dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan berbelanja.
Namun demikian, terdapat larangan-larangan tertentu bagi mereka yang memaksa untuk berkunjung ke Pulau Laut, termasuk larangan makan dan minum di kota tersebut karena dikhawatirkan akan terjebak di sana dan tak bisa pulang ke alam nyata.
Salah satu kisah mistis paling populer di sana ialah seorang pria bernama Indra yang berhasil masuk ke Saranjana. Mengutip channel YouTube Sarang Demit, pria asal Kabupaten Kotabaru itu mengaku pernah keluar masuk Kota Saranjana hingga membawa pulang emas seberat 4 kilogram (kg).
Indra, yang bekerja sebagai kurir layanan jasa ekspedisi itu mengalami kejadian tak terduga saat mengantarkan salah satu paket kepada pelanggannya. Tepat pada tanggal 16 Agustus, saat mengantar barang terakhirnya di kota tersebut, Indra menemukan sebuah alamat yang tidak terdaftar di Google Maps.
Alamat tersebut merujuk pada seorang penerima bernama Delfina Shafira yang tinggal di Distrik Nabula, namun tak seorangpun mengetahui keberadaan distrik tersebut. Setelah upaya pencarian sia-sia, Indra yang hampir menyerah dikejutkan oleh kemunculan lelaki paruh baya.
Dengan penampilan sederhana yang hanya memakai kaus oblong dan sandal jepit, pria itu ternyata mengenali nama si penerima paket. Ia lalu mengibaskan sapu tangan ke wajah Indra. Anehnya, saat Indra membuka mata, sebuah jalan yang sebelumnya tidak ada saat itu terbentang jelas di hadapannya.
Masih dengan perasaan bingung, Indra lalu meneruskan perjalanannya. Jalan yang ia tempuh terasa berbeda, tanpa jalan tikus atau pertigaan. Aspal mulus tanpa hambatan hanya ditemani pepohonan yang rindang di sepanjang perjalanan.
Namun, saat menghentikan laju motornya, Indra dihadapkan oleh pemandangan yang amat mewah, gedung-gedung megah berwarna perak menjulang tinggi, terhampar di depan matanya. Bangunan pencakar langit dengan kilauan kaca mengundang tanda tanya besar baginya, kok bisa ada gedung pencakar langit di tengah hutan belantara.
Ia berhenti sejenak untuk bertanya kepada seorang pejalan kaki tentang alamat yang tertera pada paket yang dibawanya.
Seorang pemuda sekitar usia 25 tahun memberikan petunjuk menuju rumah Delfina, yang digambarkan sebagai sebuah bangunan megah berlantai tiga dengan empat tiang menjulang tinggi dan air mancur yang memancarkan cahaya biru-biru di halaman depannya. Di gerbang rumahnya, bendera merah putih berkibar menambah kemegahan tampilan rumah itu.
Dengan gugup ia menekan tombol di gerbang, dan tiba-tiba, layar segi empat muncul menampilkan wajah wanita muda yang cantik, pemilik paket yang dibawanya. Dengan hati yang berdebar, Indra menyampaikan bahwa paket tersebut atas nama Delfina Shafira.
Tak lama setelahnya, gerbang mewah itu terbuka dengan sendirinya, seolah menyuruh ia untuk memasuki halaman rumah. Ia menepikan motornya dengan hati-hati sebelum melangkah memasuki area rumah yang begitu megah.
Ketika berada di depan pintu rumah yang megah, ia bertemu langsung dengan Delfina. Penampilannya sungguh cantik, tubuhnya bak gitar Eropa, dengan rambut pirang tergerai indah, kulit putih bersih seperti perempuan Rusia.
Hidung mancung dan bibir merah alami tanpa lipstik. Tatapannya yang ramah pasti akan memukau pria manapun. Indra hanya bisa terperangah lantaran belum pernah melihat kecantikan perempuan seperti itu sebelumnya.
Delfina menawarkan Indra untuk menginap karena hujan deras dan sudah malam. Indra sempat ragu, merasa tidak ingin merepotkan keluarganya.
Namun, Delfina meyakinkannya bahwa rumahnya memiliki banyak kamar kosong. Akhirnya, dengan terpaksa Indra menerima tawaran tersebut.
Keesokan harinya Delfina mengajaknya untuk datang ke perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diadakan di Kota Saranjana. Tak disangka ia berhasil meraih juara kedua dalam lomba memasukkan paku ke dalam botol. Ia pun membawa pulang hadiah sangat fantastis yaitu emas batangan seberat 4 kilogram.
Singkat cerita, Indra pun berhasil keluar dari kota gaib nan megah itu setelah mengikuti perlombaan.
Meski telah telah mendapat hadiah berharga itu, Indra tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai kurir dan tidak tertarik untuk resign.
Namun, dua hari setelah kejadian itu, tepat tengah malam, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kontrakan Indra.
Saat ia membuka pintu, alangkah terkejutnya Indra melihat Delfina sudah berdiri di hadapannya. Gadis cantik rupawan itu rupanya memberitahu Indra jika jaketnya tertinggal dan ia sengaja datang untuk mengembalikannya seraya tersenyum.
