QBeritakan.com - Ikan Pari Jawa (Java Stingaree/Urolophus Javanicus) resmi dinyatakan punah usai masuk Daftar Merah Spesies Terancam Punah International for Conservation of Nature (IUCN). Ironisnya, spesies ikan pari itu punah akibat ulah manusia.
Daftar Merah IUCN ditetapkan pada 1964 menjadi sumber terlengkap di dunia untuk menilai risiko kepunahan dan status spesies hewan, jamur, dan tumbuhan.
Sebab, Daftar Merah IUCN memberikan data penting mengenai wilayah jelajah, populasi, habitat, ancaman, dan tindakan konservasi untuk pengambilan keputusan dan perubahan kebijakan.
Pengumuman itu disampaikan saat KTT iklim COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, 11 Desember lalu dengan penilaian sejak 31 Maret 2023. Kepunahan karena aktivitas manusia tersebut menjadi yang pertama untuk spesies ikan laut dan menandai kehilangan bersejarah dalam keragaman hayati laut global.
“Ini contoh pertama spesies ikan laut yang punah karena aktivitas manusia,” kata Kepala Unit Daftar Mereah IUCN, Craig Hilton-Taylor, dikutip dari SEA Today, Rabu, 27 Desember 2023.
Penilai utama dan Ph.D kandidat di Universitas Charles Darwin, Julia Constance, menjelaskan faktor utama kepunahan Ikan Pari Jawa karena penangkapan ikan secara intensif dan kurangnya regulasi. Ditambah hilangnya habitat pesisir dan degradasi akibat industrialisasi menjadi ancaman utama populasi pari Jawa.
Penilaian nasib pari jawa mengungkap probabilitas tinggi terhadap kombinasi ancaman yang mempengaruhi spesies tersebut terjadi dalam jangka waktu cukup lama dan parah. Sehingga akhirnya menyebabkan kepunahan lokal.
"Berdasarkan model ancamannya, probabilitas kepunahan spesies ini 0,9, sedangkan dari model pencatatan dan survei adalah 0,97," ujar Julia.
41.200 Spesies Terancam Menyusul
Peneliti senior Charles Darwin University, Peter Kyne, menegaskan kepunahan pari Jawa harus dipandang sebagai peringatan bagi masyarakat global untuk melindungi spesies laut yang terancam.
Sebab, Daftar Merah IUCN mencatat ada lebih dari 41.200 spesies lain yang masuk kategori terancam punah. "Ini harus menjadi dasar pengambilan keputusan dan perubahan kebijakan guna melindungi keanekaragaman hayati dunia," kata Peter.
Kepala Unit daftar Merah IUCN, Craigh Hilton-Taylor, menilai Pari Jawa sebagai spesies unik seukuran piring makan dan tidak ditemukan lagi selama survei ekstensif sejak 2001.
“Kehilangan satu spesies kerabat ikan pari ini pertanda adanya kepunahan spesies ikan di laut akibat aktivitas manusia,” ujar Hilton.
Sementara, kepunahan pari Jawa bisa berdampak pada ekosistem dan keberlanjutan perikanan di Laut Jawa dan sekitarnya.
Tim peneliti dari Charles Darwin University (CDU) meminta adanya kebijakan perlindungan habitat dan pengelolaan penangkapan ikan yang berlebihan perlu menjadi fokus utama dalam upaya pelestarian.
Peneliti berharap, kepunahan pari Jawa menjadi peringatan untuk perlindungan lebih lanjut terhadap spesies laut yang terancam punah di seluruh dunia.
Dampak iklim mengancam kepunahan sekitar seperempat dari total spesies ikan air tawar di tingkat global. Ancaman itu akibat pemanasan suhu, penangkapan ikan yang berlebihan, dan polusi.
“Perubahan iklim menjadi ancaman keanekaragaman kehidupan di bumi. Ini menjadi penyebab utama kerusakan alam dan kepunahan spesies di laut,” kata Direktur Jenderal IUCN, Gretel Aguilar.
Ikan Unik
Ikan Pari Jawa pertama kali ditemukan naturalis Jerman, Eduard von Martens di pasar ikan sekitar Jakarta pada 1862. Penemuan itu sekaligus membuktikan keberadaan satu-satunya spesies hewan super langka itu.
Ikan Pari Jawa terbilang unik karena mempunyai panjang mencapai 33 sentimeter. Kemudian sakram sirip dadanya berbentuk oval sedikit lebih panjang daripada lebarnya. Namun, bagian depannya sedikit cembung dan menyatu pada sudut tumpul pada moncongnya.
Bagian matanya diikuti spirakel yang lebih besar dan berbentuk koma. Sementara lubang hidungnya berbentuk seperti bulan sabit dan di antara keduanya terdapat tirai kulit dengan pinggiran posterior yang sangat rapat.
Pada bagian ekor lebih pendek dari cakram dan kulitnya tidak memiliki dentikel dermal. Tubuh spesies tersebut berwarna cokelat tua di bagian atas dengan bintik gelap dan terang yang tidak jelas, serta pucat di bagian bawah.