QBeritakan.com - Polisi membubarkan paksa warga dari Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis yang telah berdemonstrasi lima hari di kantor gubernur Sumatra Barat, Sabtu (5/8/2023).
Semua warga yang ada di Masjid Raya Sumatra Barat disuruh dan diangkat ke atas bus yang telah disiapkan sejak semalam.
Pemulangan paksa itu terjadi kurang lebih pukul 15.20 WIB. Sampai saat ini (16.23 WIB) masih ada beberapa warga yang digiring sembari menunggu bus tambahan datang.
Terlihat polisi dari Resor Padang Kota dan pasukan Brimob berjaga di Masjid Raya Sumbar. Dengan pakaian lengkap dan alat anti huru hara, polisi membangun brikade dan menyuruh warga meninggalkan areal Masjid Raya Sumbar.
Pantauan Langgam.id banyak warga yang menolak untuk dipulangkan. Namun satu-persatu digiring naik oleh polisi ke atas bus. Warga yang melawan terlihat diangkut paksa.
Banyak pula anak-anak dan bayi yang menangis. Hampir semuanya menangis dan menyesalkan kenapa mereka harus diangkut paksa.
Beberapa yang lain sudah terlihat pasrah dan hanya mendekap anaknya yang terus menangis. Dari raut wajah anak-anak, tampak rasa trauma saat mereka hanya bisa mendekap orang tuanya.
Barang-barang mereka beserta bantuan makanan ditinggalkan. Bahkan ada warga yang baru keluar dari kamar mandi, dan syok melihat kejadian pemulangan paksa itu. Banyak diantaranya terpisah dari anak dan keluarga. Mereka belum tahu keluarga dan anaknya berada di dalam bus yang mana.
Sebelumnya diketahui beberapa perwakilan masyarakat dan mahasiswa yang mendampingi diajak untuk berdialog dengan Gubernur Mahyeldi. (*)
Semua warga yang ada di Masjid Raya Sumatra Barat disuruh dan diangkat ke atas bus yang telah disiapkan sejak semalam.
Pemulangan paksa itu terjadi kurang lebih pukul 15.20 WIB. Sampai saat ini (16.23 WIB) masih ada beberapa warga yang digiring sembari menunggu bus tambahan datang.
Terlihat polisi dari Resor Padang Kota dan pasukan Brimob berjaga di Masjid Raya Sumbar. Dengan pakaian lengkap dan alat anti huru hara, polisi membangun brikade dan menyuruh warga meninggalkan areal Masjid Raya Sumbar.
Pantauan Langgam.id banyak warga yang menolak untuk dipulangkan. Namun satu-persatu digiring naik oleh polisi ke atas bus. Warga yang melawan terlihat diangkut paksa.
Banyak pula anak-anak dan bayi yang menangis. Hampir semuanya menangis dan menyesalkan kenapa mereka harus diangkut paksa.
Beberapa yang lain sudah terlihat pasrah dan hanya mendekap anaknya yang terus menangis. Dari raut wajah anak-anak, tampak rasa trauma saat mereka hanya bisa mendekap orang tuanya.
Barang-barang mereka beserta bantuan makanan ditinggalkan. Bahkan ada warga yang baru keluar dari kamar mandi, dan syok melihat kejadian pemulangan paksa itu. Banyak diantaranya terpisah dari anak dan keluarga. Mereka belum tahu keluarga dan anaknya berada di dalam bus yang mana.
Sebelumnya diketahui beberapa perwakilan masyarakat dan mahasiswa yang mendampingi diajak untuk berdialog dengan Gubernur Mahyeldi. (*)