QBeritakan.com - Unila Robotika dan Otomasi (URO) Universitas Lampung (Unila) telah mencatat prestasi luar biasa di Yokohama, Jepang. Wahana drone mereka, jenis fixed wing electric motor, berhasil menyelesaikan misi dengan cemerlang dalam ajang kompetisi kelas dunia International Federation of Automatic Control World Drone Competition 2023 (IFAC WDC 2023).
Berlangsung pada 11-13 Juni 2023 lalu, wahana drone Tim URO Unila berhasil menempuh perjalanan 32 km melintasi lautan tanpa henti. Membawa URO Unila berada di tiga besar bersama Jepang (juara satu) dan Malaysia (juara tiga).
Kompetisi IFAC WDC 2023 mempertandingkan sistem UAV tercanggih di dunia dan teknologi canggih untuk kasus penggunaan tanggap bencana dan transportasi barang darurat. Tim URO Unila berhasil menyelesaikan dua misi dengan baik yakni melakukan pemantauan saat bencana terjadi, serta dropping obat-obatan di area pengungsian.
Adapun anggota tim yang terlibat dalam kompetisi ini yaitu, Ardian Ulvan (Chief of the Mission; Flight Controller and Data Analytic), Melvi (LTE-based Wireless Telemetry and Video Streaming), Mona Arif Muda Batubara (Airframe Structure and Aerodynamics), M. Rafif Musyaffa (Mahasiswa – Pilot and Autonomous System).
Selanjutnya, Yusuf Rizki Sulardi Akbar (Mahasiswa – Flight Engineer and Launcher System), Dwikashinta Purwanda Putra (Mahasiswa – Ground Control Station and Image Processing), dan Aris Susilo (Teknisi – Mission Planner and Data Processing), yang berhalangan hadir ke Yokohama. Seluruhnya merupakan dosen, mahasiswa, dan teknisi laboratorium di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila).
Flight Controller and Data Analytic URO Unila Ardian Ulvan menjelaskan, saat itu Tim URO Unila menghadapi kompetitor kuat yang berasal dari kalangan industri drone internasional dan beberapa universitas.
“Ini kompetisi bebas tanpa kategori. Jadi kami berlomba, bertanding melawan tim-tim yang memang sudah mapan dari sisi industri dan manufakturnya. Jadi wahana yang kami buat dan dilombakan, bersaing dengan wahana buatan pabrikan,” ungka Ardian dalam keterangan tertulisnya.
Faktor Alam
Selama menyelesaikan misi, Ardian mengakui tim URO Unila masih belum familiar dengan medan arena. Sepanjang 16 km itu, pertama kalinya wahana drone mereka pun harus bolak-balik melintasi lautan, di mana faktor alam menjadi tantangan terbesar bagi laju terbangnya wahana.
Berbekal keyakinan dan mental kuat, timnya optimistis meraih hasil terbaik dalam kompetisi ini. Terlebih pada tingkat nasional, Tim URO Unila menjadi salah satu perguruan tinggi unggulan dalam pengembangan teknologi drone ukuran small medium yang diperuntukkan untuk bencana.
“Ini adalah lingkungan yang benar-benar pertama bagi kami dan menjadi pengalaman berharga karena di URO, kami berhasil membuat drone yang dapat terbang untuk melintasi laut. Drone ini akan kami gunakan untuk pemantauan bencana di Gunung Anak Krakatau,” ungkapnya.
Sebelum pada pencapaian ini, tim URO Unila telah melewati empat tahapan seleksi sejak November 2022, yang dibuktikan keberhasilan wahana drone melakukan take off tanpa percobaan.
Menurut Ardian yang juga dosen teknik elektro tersebut, teknologi drone untuk kebencanaan dan pertanian presisi, khususnya di Lampung, menjadi salah satu arah fokus utama pengembangan dan penelitian URO Unila, yang dilakukan bersamaan dengan penelitian-penelitian lainnya.
URO Unila sudah melakukan hilirisasi dengan menjual produk drone dan juga menyediakan jasa fungsionalnya. Proses hilirisasi ini dilakukan melalui kerja sama dengan startup yang didirikan para alumni FT Unila.
Selain itu, URO Unila memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan para investor, karena mereka telah memiliki Dokumen Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) level 8-9. Hal ini menandakan produk mereka sudah siap untuk diindustrialisasi.
"Dengan ini saya berharap pihak kampus dapat memberikan dukungan dan perhatian lebih baik lagi atas prestasi luar biasa dan peluang penelitian ini, serta pengembangan teknologi drone yang besar di Unila," tuturnya.