QBeritakan.com - Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, termasuk komoditas pertanian dan perkebunan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung, Irfan Farulian mengatakan potensi tersebut harus dimaksimalkan dengan melakukan pengolahan komoditas yang memberikan nilai tambah produk. "Melalui aktivitas penambahan nilai barang atau hilirisasi, ekonomi daerah bisa didorong menjadi lebih baik," ujarnya, Kamis, 03 Agustus 2023.
Pemerintah daerah dan stakeholder perlu bersinergi untuk memperkuat sisi hulu hingga hilir pada sektor pertanian. Pasalnya, industri pengolahan tercatat memberikan kontribusi yang positif bagi produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Lampung.
Multiplier effect yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berpotensi tercipta jika hilirisasi produk dapat dijalankan dengan baik. "Industrialisasi ke depan akan dapat meningkatkan demand dan mengungkit kinerja lapangan usaha pertanian yang tengah dalam tren menurun dalam sepuluh tahun terakhir," kata dia.
Irfan menyebut kinerja industrialisasi di Lampung sudah berjalan dengan cukup baik. Lampung menjadi provinsi yang memiliki pertumbuhan industrialisasi tercepat di lingkup Sumatra dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Selain sisi hilir, sisi hulu atau optimalisasi angka produksi komoditas juga harus ditingkatkan. "Lampung punya komparatif advantage di sisi hulu. Selain itu juga diperlukan debottlenecking di sisi itu," kata dia.
Dia merincikan beberapa komoditas yang berpotensi baik di sektor hilirisasi berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan BI Lampung dengan perhitungan RSCA dan trade balance index, antara lain kakao, kopi, lada, sawit, dan padi.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung, Irfan Farulian mengatakan potensi tersebut harus dimaksimalkan dengan melakukan pengolahan komoditas yang memberikan nilai tambah produk. "Melalui aktivitas penambahan nilai barang atau hilirisasi, ekonomi daerah bisa didorong menjadi lebih baik," ujarnya, Kamis, 03 Agustus 2023.
Pemerintah daerah dan stakeholder perlu bersinergi untuk memperkuat sisi hulu hingga hilir pada sektor pertanian. Pasalnya, industri pengolahan tercatat memberikan kontribusi yang positif bagi produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Lampung.
Multiplier effect yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berpotensi tercipta jika hilirisasi produk dapat dijalankan dengan baik. "Industrialisasi ke depan akan dapat meningkatkan demand dan mengungkit kinerja lapangan usaha pertanian yang tengah dalam tren menurun dalam sepuluh tahun terakhir," kata dia.
Irfan menyebut kinerja industrialisasi di Lampung sudah berjalan dengan cukup baik. Lampung menjadi provinsi yang memiliki pertumbuhan industrialisasi tercepat di lingkup Sumatra dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Selain sisi hilir, sisi hulu atau optimalisasi angka produksi komoditas juga harus ditingkatkan. "Lampung punya komparatif advantage di sisi hulu. Selain itu juga diperlukan debottlenecking di sisi itu," kata dia.
Dia merincikan beberapa komoditas yang berpotensi baik di sektor hilirisasi berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan BI Lampung dengan perhitungan RSCA dan trade balance index, antara lain kakao, kopi, lada, sawit, dan padi.