QBeritakan.com - Aspek kesehatan masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadi salah satu fokus perhatian Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, selama agenda kunjungan kerja di Bumi Sikerei, Kamis hingga Jumat (24-25/08/2023). Terutama sekali terkait penurunan angka stunting (kekerdilan) pada anak, serta peningkatan layanan kesehatan dalam 1.000 hari pertama kelahiran (HPK).
"Ada beberapa kegiatan yang kita lakukan selama di Mentawai. Termasuk yang jadi fokus utama itu bidang kesehatan. Pemprov Sumbar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan OPD terkait lain ingin memastikan pelayanan kesehatan di Kabupaten Mentawai semakin hari semakin baik," ucap Gubernur di sela kunjungan kerja di SMA N 2 Sipora.
Agenda pertama yang dihadiri Gubernur ialah pencanangan "Aksi Bergizi di Sekolah" dengan titik fokus pada upaya antisipasi anemia pada ibu hamil, di mana program ini menyasar remaja putri yang kelak akan menjadi calon ibu. Oleh karena itu, program ini diisi dengan pencanangan minum tablet penambah darah, konsumsi makanan bergizi, serta aktivitas fisik untuk kebugaran.
"Remaja yang sehat adalah cikal bakal ibu yang sehat. Lalu, ibu yang sehat adalah cikal bakal lahirnya anak-anak yang sehat. Sehingga, pencanangan ini bermuara pada penurunan angka stunting serta mengantisipasi angka kematian karena faktor kehamilan," ucap Gubernur Mahyeldi.
Ada pun rangkaian agenda selanjutnya yang diikuti Gubernur antara lain, "Workshop Kader Posyandu dengan tema Peran dan Fungsi Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting" di Aula Kantor Bupati Kab. Mentawai, serta "Pembinaan Implementasi Germas dan Penguatan Pokjanal Posyandu" yang dihelat di Aula Kantor Bappeda Kab. Mentawai.
"Melalui dua kegiatan ini, kita ingin memastikan kapasitas dan kualitas kader Posyandu di Mentawai siap siaga untuk memberikan pendampingan kesehatan terbaik bagi masyarakat, sehingga juga berujung pada keberhasilan dalam menurunkan angka stunting," ucap Gubernur lagi.
Gubernur juga menegaskan, bahwa anak-anak dan remaja Mentawai adalah generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Sehingga, memastikan terjaganya kualitas kesehatan anak dan remaja, sama halnya dengan memastikan Sumber Daya Manusia (SDM) Mentawai di masa depan adalah SDM yang sehat, andal, unggul, dan siap untuk bersaing.
"Anak-anak adalah investasi yang tidak ternilai. Menjaga kesehatannya berarti menjaga kehidupan, menjaga masa depan bangsa, dan menjaga agar Mentawai turut aktif dalam mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, sebagai 1 dari 4 negara terbesar di dunia. Mentawai harus turut andil melalui generasi mudanya," ucap Gubernur lagi.
Sementara itu, Kepala Dinkes Sumbar, Lila Yanwar, menerangkan bahwa Aksi Bergizi di Sekolah memang merupakan upaya intervensi untuk menurunkan angka stunting. Program ini diperlukan karena faktor penanganan hanya berpengaruh 20 persen dalam menurunkan angka stunting, sedangkan faktor pencegahan seperti Aksi Bergizi bisa berpengaruh hingga 80 persen dalam menurunkan angka kekerdilan pada anak.
"Kegiatan ini kita harapkan turut melahirkan generasi cerdas di Mentawai. Sebab, pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, adalah masa-masa paling menentukan dalam membentuk kecerdasan anak," ucap Lila.
Di sisi lain, Bupati Kab. Mentawai, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Martinus Dahlan, mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada Pemprov Sumbar, yang telah menggelar berbagai upaya penurunan angka stunting di daerah tersebut. Terlebih, faktanya Mentawai secara sumber daya alam sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
"Potensi makanan bergizi di Mentawai sangat besar. Kita mengkonsumsi ikan lebih dari cukup. Tetapi, angka stunting kita masih cukup tinggi di 19,3 persen. Oleh karena itu, kita perlu melihat faktor penyebab lainnya, seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi. Tadi, Bapak Gubernur juga menyatakan siap mendukung pemenuhan ketersediaan air bersih di Mentawai," ucap Martinus. (*)
"Ada beberapa kegiatan yang kita lakukan selama di Mentawai. Termasuk yang jadi fokus utama itu bidang kesehatan. Pemprov Sumbar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan OPD terkait lain ingin memastikan pelayanan kesehatan di Kabupaten Mentawai semakin hari semakin baik," ucap Gubernur di sela kunjungan kerja di SMA N 2 Sipora.
Agenda pertama yang dihadiri Gubernur ialah pencanangan "Aksi Bergizi di Sekolah" dengan titik fokus pada upaya antisipasi anemia pada ibu hamil, di mana program ini menyasar remaja putri yang kelak akan menjadi calon ibu. Oleh karena itu, program ini diisi dengan pencanangan minum tablet penambah darah, konsumsi makanan bergizi, serta aktivitas fisik untuk kebugaran.
"Remaja yang sehat adalah cikal bakal ibu yang sehat. Lalu, ibu yang sehat adalah cikal bakal lahirnya anak-anak yang sehat. Sehingga, pencanangan ini bermuara pada penurunan angka stunting serta mengantisipasi angka kematian karena faktor kehamilan," ucap Gubernur Mahyeldi.
Ada pun rangkaian agenda selanjutnya yang diikuti Gubernur antara lain, "Workshop Kader Posyandu dengan tema Peran dan Fungsi Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting" di Aula Kantor Bupati Kab. Mentawai, serta "Pembinaan Implementasi Germas dan Penguatan Pokjanal Posyandu" yang dihelat di Aula Kantor Bappeda Kab. Mentawai.
"Melalui dua kegiatan ini, kita ingin memastikan kapasitas dan kualitas kader Posyandu di Mentawai siap siaga untuk memberikan pendampingan kesehatan terbaik bagi masyarakat, sehingga juga berujung pada keberhasilan dalam menurunkan angka stunting," ucap Gubernur lagi.
Gubernur juga menegaskan, bahwa anak-anak dan remaja Mentawai adalah generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Sehingga, memastikan terjaganya kualitas kesehatan anak dan remaja, sama halnya dengan memastikan Sumber Daya Manusia (SDM) Mentawai di masa depan adalah SDM yang sehat, andal, unggul, dan siap untuk bersaing.
"Anak-anak adalah investasi yang tidak ternilai. Menjaga kesehatannya berarti menjaga kehidupan, menjaga masa depan bangsa, dan menjaga agar Mentawai turut aktif dalam mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, sebagai 1 dari 4 negara terbesar di dunia. Mentawai harus turut andil melalui generasi mudanya," ucap Gubernur lagi.
Sementara itu, Kepala Dinkes Sumbar, Lila Yanwar, menerangkan bahwa Aksi Bergizi di Sekolah memang merupakan upaya intervensi untuk menurunkan angka stunting. Program ini diperlukan karena faktor penanganan hanya berpengaruh 20 persen dalam menurunkan angka stunting, sedangkan faktor pencegahan seperti Aksi Bergizi bisa berpengaruh hingga 80 persen dalam menurunkan angka kekerdilan pada anak.
"Kegiatan ini kita harapkan turut melahirkan generasi cerdas di Mentawai. Sebab, pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, adalah masa-masa paling menentukan dalam membentuk kecerdasan anak," ucap Lila.
Di sisi lain, Bupati Kab. Mentawai, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Martinus Dahlan, mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada Pemprov Sumbar, yang telah menggelar berbagai upaya penurunan angka stunting di daerah tersebut. Terlebih, faktanya Mentawai secara sumber daya alam sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
"Potensi makanan bergizi di Mentawai sangat besar. Kita mengkonsumsi ikan lebih dari cukup. Tetapi, angka stunting kita masih cukup tinggi di 19,3 persen. Oleh karena itu, kita perlu melihat faktor penyebab lainnya, seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi. Tadi, Bapak Gubernur juga menyatakan siap mendukung pemenuhan ketersediaan air bersih di Mentawai," ucap Martinus. (*)