QBeritakan.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (BEM KBM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Bandar Lampung meminta kampus untuk berpihak sepenuhnya kepada korban pelecehan seksual.
Ketua BEM STKIP PGRI Bandar Lampung, Topik Sanjaya sangat menyangkan, jika kampus memberikan keberpihakan yang terkesan setengah-setengah.
Menurutnya, sejak resmi dilaporkannya kasus ini ke Polda Lampung dan diterima pelecehan itu telah terjadi.
"Kami mengecam keras kasus pelecehan seksual di kampus kami, dan meminta kampus untuk membela penuh korban tersebut," kata Topik saat dihubungi Lampung Geh, Kamis (24/8).
Pembelaan penuh yang dimaksud juga ke tahap pemecatan terhadap oknum dosen berinisial HS dari STKIP PGRI Bandar Lampung.
"Apa bila tindakan dari kampus tidak memberhentikan secara paksa karena dia tidak jadi tersangka, maka kita akan mengecam keras. Karena mereka mereka melindungi (terduga) pelaku. Bukan pelecehan saja, tapi hingga pemerkosaan," ungkapnya.
Menurut Topik, apa yang diperbuat oleh oknum dosen HS ini sudah mencemari nama baik STKIP PGRI Bandar Lampung hingga menjadi sorotan publik.
"Kejadian ini sudah mencemari nama baik kampus," tuturnya.
Di sisi lain, Topik bersama mahasiswa lainnya juga mengkhawatirkan pihak kampus malah melindungi oknum tersebut.
"Yang kita khawatirkan, dia ini masih dilindungi oleh kampus. Jadi, dari sikap BEM KBM mengupayakan supaya si oknum tersebut segera ditindaklanjuti dan keinginan utama kami adalah dikeluarkan dari STKIP PGRI Bandar Lampung dan ditindaklanjuti oleh hukum," tegas Topik.
Bahkan, jika pihak kampus tidak berpihak kepada korban dan mengeluarkan HS, BEM KBM yang akan turun langsung.
"Nanti malam juga kami ada konsolidasi terkait permasalahan ini, jam 7 malam di STKIP PGRI Bandar Lampung bersama para alumni," kata Topik.
"Ada dua opsi, pertama kami melakukan audiensi baik-baik, kalau tidak diindahkan keinginan kami, kami mau aksi demonstrasi," pungkasnya. (*)
Ketua BEM STKIP PGRI Bandar Lampung, Topik Sanjaya sangat menyangkan, jika kampus memberikan keberpihakan yang terkesan setengah-setengah.
Menurutnya, sejak resmi dilaporkannya kasus ini ke Polda Lampung dan diterima pelecehan itu telah terjadi.
"Kami mengecam keras kasus pelecehan seksual di kampus kami, dan meminta kampus untuk membela penuh korban tersebut," kata Topik saat dihubungi Lampung Geh, Kamis (24/8).
Pembelaan penuh yang dimaksud juga ke tahap pemecatan terhadap oknum dosen berinisial HS dari STKIP PGRI Bandar Lampung.
"Apa bila tindakan dari kampus tidak memberhentikan secara paksa karena dia tidak jadi tersangka, maka kita akan mengecam keras. Karena mereka mereka melindungi (terduga) pelaku. Bukan pelecehan saja, tapi hingga pemerkosaan," ungkapnya.
Menurut Topik, apa yang diperbuat oleh oknum dosen HS ini sudah mencemari nama baik STKIP PGRI Bandar Lampung hingga menjadi sorotan publik.
"Kejadian ini sudah mencemari nama baik kampus," tuturnya.
Di sisi lain, Topik bersama mahasiswa lainnya juga mengkhawatirkan pihak kampus malah melindungi oknum tersebut.
"Yang kita khawatirkan, dia ini masih dilindungi oleh kampus. Jadi, dari sikap BEM KBM mengupayakan supaya si oknum tersebut segera ditindaklanjuti dan keinginan utama kami adalah dikeluarkan dari STKIP PGRI Bandar Lampung dan ditindaklanjuti oleh hukum," tegas Topik.
Bahkan, jika pihak kampus tidak berpihak kepada korban dan mengeluarkan HS, BEM KBM yang akan turun langsung.
"Nanti malam juga kami ada konsolidasi terkait permasalahan ini, jam 7 malam di STKIP PGRI Bandar Lampung bersama para alumni," kata Topik.
"Ada dua opsi, pertama kami melakukan audiensi baik-baik, kalau tidak diindahkan keinginan kami, kami mau aksi demonstrasi," pungkasnya. (*)
