QBeritakan.com - Profil pelatih timnas Indonesia asal Korea Selatan Shin Tae-yong menarik untuk diketahui.
Apalagi berkat tangan dinginnya, Asnawi Mangkualam dkk dibawa lolos partai final Piala AFF 2020 meskipun tak banyak diunggulkan.
Indonesia menang atas Malaysia 4-1, setelah sebelumnya mengimbangi juara bertahan Vietnam 0-0 di fase grup.
Lalu menyingkirkan tuan rumah Singapura dengan agregat 5-3 di semifinal untuk melenggang ke partai final dan akan bersua Thailand.
Berikut ini profil dan sejumlah fakta unik Shin Tae-yong
Apalagi berkat tangan dinginnya, Asnawi Mangkualam dkk dibawa lolos partai final Piala AFF 2020 meskipun tak banyak diunggulkan.
Indonesia menang atas Malaysia 4-1, setelah sebelumnya mengimbangi juara bertahan Vietnam 0-0 di fase grup.
Lalu menyingkirkan tuan rumah Singapura dengan agregat 5-3 di semifinal untuk melenggang ke partai final dan akan bersua Thailand.
Berikut ini profil dan sejumlah fakta unik Shin Tae-yong
Profil dan fakta menarik pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong yang tak banyak orang tahu(screenshoot)
Shin Tae-yong lahir di Yeongdeok, Gyeongbuk, Korea Selatan pada 11 Oktober 1970.
Dia mulai gemar bermain sepakbola sejak kelas 3 sekolah dasar.
Pelatihnya di sekolah dasar mengatakan, bahwa Tae-yong kecil sangat menikmati bermain bola bahkan hingga malam hari.
Saat bermain di kompetisi pelajar, dia memperkuat Sekolah Menengah Teknik Daegu dan meraih gelar pemain terbaik.
Berkat penampilannya itu, dia lalu dilirik oleh tim sepakbola dari metropolitan, Seoul. Namun dia memilih tinggal di kampung halamannya.
Dari Universitas Yeungnam ke Ilhwa Chunma FC
Selepas dari sekolah menengah, Shin Tae-yong masuk ke Universitas Yeungnam.
Dia memperkuat tim Universitas Yeungnam saat usianya masih 19 tahun. Kariernya kemudian melesat hingga memperkuat klub profesional Ilhwa Chunma.
Ilhwa Chunma lalu berubah menjadi Seongnam Ilhwa Chunma, dan saat ini dikenal menjadi Seongnam FC.
Seongnam menjadi satu-satunya klub sepak bola Korsel yang dibela Shin Tae-yong sejak 1992 hingga 2004.
Sepanjang karirnya sebagai pemain dengan posisi gelandang serang, dia bermain sebanyak 401 kali dan mencetak 99 gol dan memberikan 68 assist.
Dia ikut membantu timnya meraih tiga kali gelar juara K-League dan satu Piala Liga Korea.
Shin Tae-yong kemudian mengakhiri kariernya sebagai pemain di klub Australia Queensland Roar pada 2005.
Sementara di level timnas, tercatat dia memiliki 14 caps dan mencetak 3 gol.
Shin Tae-yong juga masuk dalam 11 pemain terbaik sepanjang masa Liga Korea atau K-League 30th Anniversary Best XI dalam peringatan 30 tahun K-League pada 2013.
Selama menjadi pemain, beberapa kali Shin Tae-yong bersua dengan klub maupun timnas Indonesia.
Salah satunya di Piala Asia 1996, Shin Tae-yong bersama Timnas Korea selatan bertemu Indonesia yang diperkuat Widodo Cahyono Putro dkk.
Pada pertandingan fase grup A yang dimainkan 7 Desember 1996, timnas Korsel mengalahkan Indonesia 4-2.
Gol Korsel dicetak Kim Do-Hoon, Hwang, Seon-Hong (2 gol), dan Ko, Jeong-Woon. Sementara gol Indonesia dicetak Ronny Wabia dan Widodo CP.
Sementara itu saat masih berstatus pemain Korsel U-23, Shin Tae-yong juga tercatat pernah bertemu timnas Indonesia.
Sedangkan saat bermain di level klub bersama Seongnam, Tae-yong juga pernah bertemu klub Indonesia Persik Kediri di kompetisi Liga Champions Asia.
Dalam duel babak penyisihan Grup G di Stadion Tancheon Complex Stadium, Korsel, 11 Mei 2004, Seongnam membantai Persik Kediri 15-0.
Shin Tae-yong mencetak gol ketiga pada menit ke-12.
? First team to score more than 10 goals in #ACL history!
? Highest score among 4?? major continental club competitions!#OTD in 2004, Seongnam FC secure a 15-0 victory over Persik Kediri! pic.twitter.com/1eRLAZGr2H
— #ACLFinal (@TheAFCCL) May 11, 2020
Di musim 2009, Shin Tae-yong ditunjuk sebagai manajer Seongnam menggantikan Kim Hak-beom.
Di tahun pertamanya dia sukses membawa timnya runner-up di K-League dan Piala FA di musim pertamanya melatih.
Pada tahun 2010, ia mencapai hasil yang baik di K-League dan meraih juara Liga Champions Asia dan Piala FA Korea 2011.
Semasa menjadi pemain, Shin Tae-yong dijuluki "Rubah Tanah" karena kepiawaiannya sebagai pemain gelandang tengah atau gelandang serang.
Dia dikenal sebagai pemain yang ulet dan cerdas. Sebagai kapten dan pemilik nomor 7 di Seongnam ini memiliki visi dan bisa membaca permainan, serta tahu saatnya harus dribbling atau passing bola.
Sedangkan julukan 'Asian Mourinho' diberikan oleh wartawan BBC John Duerden karena jeli dalam menentukan strategi untuk timnya. Termasuk saat membawa Seongnam juara Liga Champions Asia 2010.
Shin Tae-yong lahir di Yeongdeok, Gyeongbuk, Korea Selatan pada 11 Oktober 1970.
Dia mulai gemar bermain sepakbola sejak kelas 3 sekolah dasar.
Pelatihnya di sekolah dasar mengatakan, bahwa Tae-yong kecil sangat menikmati bermain bola bahkan hingga malam hari.
Saat bermain di kompetisi pelajar, dia memperkuat Sekolah Menengah Teknik Daegu dan meraih gelar pemain terbaik.
Berkat penampilannya itu, dia lalu dilirik oleh tim sepakbola dari metropolitan, Seoul. Namun dia memilih tinggal di kampung halamannya.
Dari Universitas Yeungnam ke Ilhwa Chunma FC
Shin Tae-yong
Selepas dari sekolah menengah, Shin Tae-yong masuk ke Universitas Yeungnam.
Dia memperkuat tim Universitas Yeungnam saat usianya masih 19 tahun. Kariernya kemudian melesat hingga memperkuat klub profesional Ilhwa Chunma.
Ilhwa Chunma lalu berubah menjadi Seongnam Ilhwa Chunma, dan saat ini dikenal menjadi Seongnam FC.
Seongnam menjadi satu-satunya klub sepak bola Korsel yang dibela Shin Tae-yong sejak 1992 hingga 2004.
Sepanjang karirnya sebagai pemain dengan posisi gelandang serang, dia bermain sebanyak 401 kali dan mencetak 99 gol dan memberikan 68 assist.
Dia ikut membantu timnya meraih tiga kali gelar juara K-League dan satu Piala Liga Korea.
Shin Tae-yong kemudian mengakhiri kariernya sebagai pemain di klub Australia Queensland Roar pada 2005.
Sementara di level timnas, tercatat dia memiliki 14 caps dan mencetak 3 gol.
Shin Tae-yong juga masuk dalam 11 pemain terbaik sepanjang masa Liga Korea atau K-League 30th Anniversary Best XI dalam peringatan 30 tahun K-League pada 2013.
Shin Tae-yong dan Indonesia
Selama menjadi pemain, beberapa kali Shin Tae-yong bersua dengan klub maupun timnas Indonesia.
Salah satunya di Piala Asia 1996, Shin Tae-yong bersama Timnas Korea selatan bertemu Indonesia yang diperkuat Widodo Cahyono Putro dkk.
Pada pertandingan fase grup A yang dimainkan 7 Desember 1996, timnas Korsel mengalahkan Indonesia 4-2.
Gol Korsel dicetak Kim Do-Hoon, Hwang, Seon-Hong (2 gol), dan Ko, Jeong-Woon. Sementara gol Indonesia dicetak Ronny Wabia dan Widodo CP.
Sementara itu saat masih berstatus pemain Korsel U-23, Shin Tae-yong juga tercatat pernah bertemu timnas Indonesia.
Sedangkan saat bermain di level klub bersama Seongnam, Tae-yong juga pernah bertemu klub Indonesia Persik Kediri di kompetisi Liga Champions Asia.
Dalam duel babak penyisihan Grup G di Stadion Tancheon Complex Stadium, Korsel, 11 Mei 2004, Seongnam membantai Persik Kediri 15-0.
Shin Tae-yong mencetak gol ketiga pada menit ke-12.
? First team to score more than 10 goals in #ACL history!
? Highest score among 4?? major continental club competitions!#OTD in 2004, Seongnam FC secure a 15-0 victory over Persik Kediri! pic.twitter.com/1eRLAZGr2H
— #ACLFinal (@TheAFCCL) May 11, 2020
Juara Liga Champions Asia 2010 sebagai pelatih
Di musim 2009, Shin Tae-yong ditunjuk sebagai manajer Seongnam menggantikan Kim Hak-beom.
Di tahun pertamanya dia sukses membawa timnya runner-up di K-League dan Piala FA di musim pertamanya melatih.
Pada tahun 2010, ia mencapai hasil yang baik di K-League dan meraih juara Liga Champions Asia dan Piala FA Korea 2011.
Semasa menjadi pemain, Shin Tae-yong dijuluki "Rubah Tanah" karena kepiawaiannya sebagai pemain gelandang tengah atau gelandang serang.
Dia dikenal sebagai pemain yang ulet dan cerdas. Sebagai kapten dan pemilik nomor 7 di Seongnam ini memiliki visi dan bisa membaca permainan, serta tahu saatnya harus dribbling atau passing bola.
Sedangkan julukan 'Asian Mourinho' diberikan oleh wartawan BBC John Duerden karena jeli dalam menentukan strategi untuk timnya. Termasuk saat membawa Seongnam juara Liga Champions Asia 2010.
Mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018
Shin Tae-yong tercatat pernah melatih timnas Korea Selatan baik di level kelompok umur maupun senior.
Ia pernah membawa skuad U-23 Korea Selatan menuju Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, juga mendampingi pasukan U-20 Korea Selatan di ajang Piala Dunia U-20 2017 di Selandia Baru.
Kemudian pada tahun 2017 Shin Tae-yong diminta Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) untuk melatih tim senior usai memecat Stielike.
Di fase penyisihan grup F, Son Heung-min dkk kalah dari Swedia dan Meksiko.
Namun di pertandingan terakhir melawan Jerman, mereka menang dramatis dengan skor 2-0 pada laga terakhir fase penyisihan grup.
Korea Selatan menghancurkan harapan Jerman untuk mempertahankan gelar juara dunia yang diraih 4 tahun sebelumnya.
Mengutip Reuters, dua gol Korea Selatan yang dicetak oleh Kim Young Gwon dan Son Heung Min membuat empat kali juara dunia tersebut gagal lolos ke babak 16 besar untuk pertama kali sejak tahun 1938 atau mematahkan rekor 80 tahun.
Menerima tawaran melatih timnas Indonesia
Shin Tae-yong mulai menjadi pelatih timnas Indonesia pada Januari 2020.
Dia menggantikan posisi yang ditinggalkan Simon McMenemy pelatih dari Skotlandia yang dipecat akibat rentetan hasil buruk yang diterima timnas Indonesia hingga turunnya rangking FIFA.
“Bagi saya ini adalah sebuah tantangan. Saya tahu atmosfer sepak bola Indonesia sangat luar biasa dengan suporter yang fanatik. Saya juga melihat, pengurus federasi memiliki semangat yang kuat untuk membangun sepak bola Indonesia ke level yang tinggi," kata Shin Tae-yong dikutip dari laman PSSI.
Shin Tae-yong menilai, sepak bola Indonesia memiliki prospek yang bagus dengan banyak pemain talenta muda yang saat ini bermain di timnas U16, U19 dan U23.
Digaji Rp 14,2 miliar
Berapa bayaran yang diterima Shin Tae-yong untuk melatih timnas Indonesia?
PSSI memang tidak pernah merilis jumlah gaji yang diberikan kepada Shin Tae-yong.
Namun pada medio Desember 2020, media asal Vietnam, Danviet, memberikan bocoran daftar gaji pelatih-pelatih top yang berada di Asia Tenggara.
Nama Shin Tae-yong berada di puncak dengan bayaran satu juta dollar AS per tahun atau sekitar Rp14,2 miliar. Sehingga jika dihitung per bulan, Shin Tae-yong menerima Rp 1,1 miliar.
Jumlah ini lebih besar dari yang diterima kompatriotnya Park Hang Seo di timnas Vietnam.
Dikutip dari Tuoitrenews.vn Park dibayar 50.000 dollar AS (sekitar Rp 709 juta) per bulan untuk melatih timnas Vietnam hingga 2022.
Selain gaji tetap, Park mendapat tunjangan lain termasuk tempat tinggal pribadi, mobil pribadi, dan tiket pesawat antara Vietnam dan Korea Selatan.
Sementara itu mengutip Kompas.com (25/12/2019), Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Soemantri menyebut gaji Shin Tae-yong hampir setara dengan pelatih timnas Indonesia sebelumnya Luis Milla.
"Gaji Shin Tae-yong hampir sama (dengan Luis Milla)," kata Cucu Soemantri.
Disebutkan, gaji Luis Milla sebesar Rp 2 miliar perbulan selama hampir 2 tahun melatih timnas Indonesia.
Shin Tae-yong sebelumnya mendapatkan bayaran sebesar 500 ribu dolar AS atau setara Rp 7 miliar ketika melatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018.