QBeritakan.com - Nama Ponpes Al Zaytun melambung tinggi sejak kontroversi sholat Idul Fitri menjadi pembahasan viral di media sosial.
Belakangan diketahui penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh ponpes pimpinan Panji Gumilang tersebut semakin banyak terbongkar dan menimbulkan kecaman di kalangan ulama termasuk MUI.
Ternyata, penyimpangan Ponpes Al Zaytun sebelumnya telah ditemukan oleh peneliti MUI sejak tahun 2002.
Melalui tim khusus, MUI mengungkap telah menemukan sederet fakta terkait penyimpangan serta kontroversi ponpes Al Zaytun sejak tahun 2002.
Dalam temuan tersebut disebutkan bahwa Ponpes Al Zaytun terindikasi atau memiliki hubungan dengan organisasi NII KW IX.
Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al Zaytun serta beberapa pengurus yayasan diketahui memiliki kedekatan dengan organisasi NII KW IX.
Hubungan tersebut terbangun baik secara historis, finansial, dan kepemimpinan.
Indikasi keterkaitan antara Ponpes Al Zaytun dengan organisasi NII juga disebut ditemukan pada coordinator wilayah tempat perekrutan santri Al Zaytun.
NII sendiri merupakan singkatan dari Negara Islam Indonesia, suatu kelompok islam yang menjunjung tinggi syariat islam sebagai sumber hukum yang paling dipercaya dan diakui.
Kelompok NII percaya bahwa sumber hukum negara harus sesuai dengan syariat islam serta menolak keras ideologi di luar Al Quran dan hadis.
Beberapa kali kelompok NII melakukan pemberontakan dalam hal mempertahankan ideologi islam sehingga dianggap bertentangan dengan negara.
Organisasi NII KW IX juga disebutkan menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya, mulai dari penyelewengan dana, penyimpangan tafsir Al quran hingga penyebutan kafir untuk orang di luar organisasi.
Penyelewengan juga tak hanya ditemukan dalam perkara sholat atau adzan yang berbeda, penyimpangan paham keagamaan juga terindikasi pada persoalan zakat fitrah hingga kurban.
Atas temuan MUI atas penyimpangan Ponpes Al Zaytun tersebut, disebutkan ada langkah pemanggilan terhadap pimpinan Ponpes Al Zaytun.***
Belakangan diketahui penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh ponpes pimpinan Panji Gumilang tersebut semakin banyak terbongkar dan menimbulkan kecaman di kalangan ulama termasuk MUI.
Ternyata, penyimpangan Ponpes Al Zaytun sebelumnya telah ditemukan oleh peneliti MUI sejak tahun 2002.
Melalui tim khusus, MUI mengungkap telah menemukan sederet fakta terkait penyimpangan serta kontroversi ponpes Al Zaytun sejak tahun 2002.
Dalam temuan tersebut disebutkan bahwa Ponpes Al Zaytun terindikasi atau memiliki hubungan dengan organisasi NII KW IX.
Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al Zaytun serta beberapa pengurus yayasan diketahui memiliki kedekatan dengan organisasi NII KW IX.
Hubungan tersebut terbangun baik secara historis, finansial, dan kepemimpinan.
Indikasi keterkaitan antara Ponpes Al Zaytun dengan organisasi NII juga disebut ditemukan pada coordinator wilayah tempat perekrutan santri Al Zaytun.
NII sendiri merupakan singkatan dari Negara Islam Indonesia, suatu kelompok islam yang menjunjung tinggi syariat islam sebagai sumber hukum yang paling dipercaya dan diakui.
Kelompok NII percaya bahwa sumber hukum negara harus sesuai dengan syariat islam serta menolak keras ideologi di luar Al Quran dan hadis.
Beberapa kali kelompok NII melakukan pemberontakan dalam hal mempertahankan ideologi islam sehingga dianggap bertentangan dengan negara.
Organisasi NII KW IX juga disebutkan menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya, mulai dari penyelewengan dana, penyimpangan tafsir Al quran hingga penyebutan kafir untuk orang di luar organisasi.
Penyelewengan juga tak hanya ditemukan dalam perkara sholat atau adzan yang berbeda, penyimpangan paham keagamaan juga terindikasi pada persoalan zakat fitrah hingga kurban.
Atas temuan MUI atas penyimpangan Ponpes Al Zaytun tersebut, disebutkan ada langkah pemanggilan terhadap pimpinan Ponpes Al Zaytun.***
