QBeritakan.com - Kasus Ponpes Al Zaytun kini terus menyita perhatian sejumlah kalangan karena disebut-sebut ajarannya sesat.
Termasuk Ustaz Abdul Somad (UAS) yang mendesak agar pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang segera ditangkap.
Dikutip dari Tribun-Medan.com pada Senin (19/6/2023), komentar UAS soal Pondok Pesantren Al-Zaytun ini disampaikan melalui YouTube Ustad Abdul Somad Official belum lama ini.
Melalui video itu, UAS meminta orangtua agar berhati-hati menyekolahkan anak. Ia meminta agar tidak terlena memasukkan anak ke pondok pesantren yang memiliki bangunan megah. Namun, justru di dalamnya diajarkan aliran-aliran yang sesat.
"Jangan memasukkan anak karena bangunan megah, rupanya aliran sesat," ujar Ustaz Abdul Somad. UAS lantas menirukan lagu yang menurutnya memiliki arti salam yang biasa dilakukan oleh kaum tertentu. Hal ini menyindir Ponpes Al Zaytun yang melagukan salam Yahudi.
"Bisa pula, Tuan Syekh-nya, di depan santri di dalam masjid, anak-anak diajarkan lagu. Lagunya 'Haveno, shaloom aleichem," lanjutnya. Lagu tersebut merupakan lantunan yang biasa diajarkan oleh Panji Gumilang kepada para muridnya.
UAS meminta agar Panji Gumilang ditangkap. Menurutnya, pemimpin ponpes Al-Zaytun tersebut merupakan antek kaum tertentu. "Ini orang mesti ditangkap ini, antek **," tegas Ustaz Abdul Somad.
Sebagaimana diketahui belakangan bahwa Ponpes Al-Zaytun tengah menjadi sorotan karena ajarannya yang dinilai menyesatkan.
Bahkan banyak massa yang sempat menggelar demo di lingkungan ponpes tersebut agar isu adanya ajaran sesat itu diusut tuntas.
Sorotan semakin tajam menyusul pernyataan-pernyataan kontroversial. Belakangan kerap kembali disampaikan pimpinan ponpes Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang.
Sekretaris MUI Jabar, Rafani Ahyar mengatakan, pihaknya meminta Gubernur Jabar menegur Ponpes Al-Zaytun. Menurutnya, sudah banyak pernyataan kontroversial yang dikeluarkan oleh pimpinan ponpes Al-Zaytun. Hingga memancing emosi umat muslim.
Termasuk mereka mengucapkan assalamualaikum memakai salam Yahudi. "Soal ucapan salam, misalnya. Mereka mengucapkan assalamualaikum pakai salam Yahudi," ujar Rafani.
Terkait ibadah haji, Panji Gumilang juga kerap menyebut, tidak perlu ke Makkah karena Indonesia juga Tanah Suci.
"Nah, ini ujung-ujungnya nanti dia membolehkan haji di sini. Itu kan sudah menyimpang," katanya.
Penyimpangan lainnya adalah soal bercampurnya jemaah laki-laki dan jemaah perempuan. Hal ini tampak dalam pelaksanaan salat Idulfitri di Al Zaytun.
Pada salat Id lalu di Al Zaytun, jemaah perempuan diperbolehkan untuk berada di saf terdepan di belakang imam. Rekaman videonya bahkan sempat tersebar luas di media sosial.
Rafani mengatakan, MUI Jabar sudah melakukan pertemuan dengan Pemprov Jabar, Polda Jabar, dan Kodam III/Siliwangi. Hal tersebut untuk menyikapi adanya dugaan ajaran sesat di Ponpes Al-Zaytun ini.
Dari pertemuan itu, MUI bersama Pemprov Jabar, Polda Jabar dan Kodam III/Siliwangi, sepakat bakal segera membentuk tim khusus (timsus).
"Jadi, kemarin belum ada seminggu, kita ini kan ada rapat gabungan di Jabar, gabungan dari Kodam, Polda, Pemda, dari MUI dan Kemenag.
Nah, itu kesimpulannya mau membentuk tim khusus," ujar Rafani. Rafani berharap, polemik di pondok pesantren Indramayu dapat segera berakhir.
Diharapkan pula Panji Gumilang selaku pimpinan pondok untuk segera berhenti memberikan keterangan yang kontroversial.
Terlebih, berdasar pengamatannya, Rafani menuturkan, kontroversi di Al-Zaytun sudah mengarah pada kesesatan. "Kalau terkait dengan kriteria kesesatan sudah banyak yang menyimpang lah sebetulnya," kata Rafani seraya mengungkap bahwa MUI Pusat juga tengah membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasalahan Al Zaytun ini.
(Tribun-Video.com/ Tribun-Medan.com)