QBeritakan.com - Ditengah hiruk pikuknya kita saling menjatuhkan dalam kancah politik, akhlak, prilaku dan membuang rasa malu satu sama lainnya, tiba2 hadir bidadari di panggung American Got Talent. Dia menyabet golden buzzer dari hasil karyanya sendiri.
Semua itu tidak lepas dari bgmn cara orang tuanya mendidiknya, memotivasinya, menjaganya. Karena dia seorang tunanetra yg selama ini selalu dianggap sebagai beban sosial.
Celotehan murah dari manusia berakhlak murah seperti kebanyakan kita harusnya malu kepada Putri Ariani, tapi apakah kita masih punya rasa itu.
Apakah anggota DPR yg mulia, capres yg luar biasa yg srkg sedang jualan dirinya yg sebenarnya tidak ada nilai jual karena depisit akhlak yg selama ini kita lihat membuat syaraf dan otak kita tercekat.
Apa pantas kita dipaksa memilih manusia sampah yg hadir menjual dirinya di tengah sebuah negara yg sedang beranjak menuju menjadi negara maju. Kenapa kita beri ruang kepada mereka yg tidak pantas memimpin negeri ini setelah di repondasi oleh Pak Jokowi.
Kita pantas memberi peringatan kepada siapa saja pemilih pada pilpres yg skrg terjerat ikut membalut keburukan dipaksa menjadi sebuah kebaikan pada sosok yg hadir dgn rekam jejak jorok dan memalukan, mereka akan sama menjadi sampah manusia yg paling rendah.
Belajarlah kepada Putri Ariani, orang tuanya yg menjadikannya, karena kalian para sirkus politikus juga orang tua bagi anak2 kalian.
Jangan beri makan anak kalian dari uang haram, karena seisi rumah, darah daging sepanjang keturunan kalian menjadi se onggok daging manusia yg haram dan mencemari lingkungan dan kemanusiaan.
Belajarlah juga kepada juri AGT yg tidak pernah memandang fisik, mereka mencari suara emas peserta sama hal nya kita sedang mencari prilaku emas pemimpin Indonesia.
Terima kasih Putri Ariani dan Mama Papanya. Kalian telah membawa nama Indonesia di kancah dunia. Ditengah manusia rendahan yg sedang memamerkan kualitas buruknya di kancah politik Indonesia.
Great and GBU our princess, we love you.
Iyyas Subiakto