QBeritakan.com - Indonesia adalah salah satu negara megabiodiversity, karena memiliki hutan hujan tropis dengan keanekaragaman sumberdaya genetik yang tinggi terutama untuk buah-buahan tropika. Ini merupakan aset untuk meningkatkan daya saing nasional dalam bisnis buah-buahan tropika di dunia internasional.
Keanekaragaman genetik tersebut akan menjadi tidak ada gunanya jika tidak dimanfaatkan secara intensif dan bijak serta dikelola secara berkelanjutan.
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kelebihan sekaligus juga kekurangan dalam hal pembudidayaan tanaman anggur, sedangkan tanaman anggur bisa dipanen hampir tiga kali, bahkan bisa diatur sepanjang tahun, sementara di kawasan subtropis hanya bisa dipanen sekali dalam setahun.
Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menggalakan budidaya Anggur di Indonesia demi memenuhi pasar lokal dalam Negeri yang sejauh ini untuk memenuhinya Impor dari Berbagai Negara.
Tentunya Pemerintah Harus terus mendorong menggali serta menangkap potensi budidaya tanaman tersebut menjadi pemain utama pasar buah dalam negeri sekaligus guna peningkatan ekspor, agar dapat meningkatkan pendapatan petani.
Sementara sepanajang Tahun 2022 Badan Pusat Setatistik Mencatan Produksi Tanaman Buah Anggur hanya Diangka 13 516,00 Ton. Tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, Sementara tercatat sampai tahun 2019 impor anggur (terutama dari Tiongkok) diperkirakan lebih dari 100 ribu ton per tahun. Seperti buah-buahan lainya, apel, jeruk, kelengkeng, dan pir.
Dikutip dari Artikel yang terbit 10 Agustus 2020 "Anggur hingga Jeruk Jadi Penyumbang Defisit Dagang Indonesia Terbesar"
Selain potensi pasar domestik yang besar, permintaan ekspor buah-buahan asal Indonesia juga tengah mengelami peningkatan. Seperti misalnya manggis, pisang, nanas, dan salak yang sejauh ini memiliki permintaan tinggi dari berbagai negara.
Menyikapi hal ini tentunya butuh tindak lanjut untuk mendukung dan mengupayakan meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian khususnya hortikultura.
pengembangan hortikultura dengan melakukan pengembangan kawasan - kawasan industri hortikultura yang fokus pada satu komoditas. Seperti misalnya pengembangan kawasan telah dilakukan untuk komoditas pisang cavendish yang diminati baik dalam negeri maupun luar negeri.
Hal ini tentu menjadi tugas Kita semua Untuk terus menggali potensi bisnis komoditas buah asli di nusantara, mensosialisasikan buah asli nusantara kepada masyarakat konsumen Indonesia dalam rangka mengurangi konsumsi buah impor, sekaligus mendorong peningkatan agribisnis buah dinegeri sendiri.
Keanekaragaman genetik tersebut akan menjadi tidak ada gunanya jika tidak dimanfaatkan secara intensif dan bijak serta dikelola secara berkelanjutan.
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kelebihan sekaligus juga kekurangan dalam hal pembudidayaan tanaman anggur, sedangkan tanaman anggur bisa dipanen hampir tiga kali, bahkan bisa diatur sepanjang tahun, sementara di kawasan subtropis hanya bisa dipanen sekali dalam setahun.
Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menggalakan budidaya Anggur di Indonesia demi memenuhi pasar lokal dalam Negeri yang sejauh ini untuk memenuhinya Impor dari Berbagai Negara.
Tentunya Pemerintah Harus terus mendorong menggali serta menangkap potensi budidaya tanaman tersebut menjadi pemain utama pasar buah dalam negeri sekaligus guna peningkatan ekspor, agar dapat meningkatkan pendapatan petani.
Sementara sepanajang Tahun 2022 Badan Pusat Setatistik Mencatan Produksi Tanaman Buah Anggur hanya Diangka 13 516,00 Ton. Tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, Sementara tercatat sampai tahun 2019 impor anggur (terutama dari Tiongkok) diperkirakan lebih dari 100 ribu ton per tahun. Seperti buah-buahan lainya, apel, jeruk, kelengkeng, dan pir.
Dikutip dari Artikel yang terbit 10 Agustus 2020 "Anggur hingga Jeruk Jadi Penyumbang Defisit Dagang Indonesia Terbesar"
Selain potensi pasar domestik yang besar, permintaan ekspor buah-buahan asal Indonesia juga tengah mengelami peningkatan. Seperti misalnya manggis, pisang, nanas, dan salak yang sejauh ini memiliki permintaan tinggi dari berbagai negara.
Menyikapi hal ini tentunya butuh tindak lanjut untuk mendukung dan mengupayakan meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian khususnya hortikultura.
pengembangan hortikultura dengan melakukan pengembangan kawasan - kawasan industri hortikultura yang fokus pada satu komoditas. Seperti misalnya pengembangan kawasan telah dilakukan untuk komoditas pisang cavendish yang diminati baik dalam negeri maupun luar negeri.
Hal ini tentu menjadi tugas Kita semua Untuk terus menggali potensi bisnis komoditas buah asli di nusantara, mensosialisasikan buah asli nusantara kepada masyarakat konsumen Indonesia dalam rangka mengurangi konsumsi buah impor, sekaligus mendorong peningkatan agribisnis buah dinegeri sendiri.
Prastyo Inthani makmur