QBeritakan.com - Divisi Humas dan Intelkam Polri menyosialisasikan bahaya radikalisme di Lampung sebagai upaya menangkal kian maraknya aksi radikalisme di masyarakat.
Perwakilan Divisi Humas Mabes Polri, AKBP Gatot Hendro Hartono, mengatakan kontra radikal menjadi agenda tahunan Humas dan Baintelkam Polri. Tujuannya untuk mengantisipasi dan memutus penyebaran paham radikal.
Kegiatan itu menghadirkan narasumber dari eks narapidana terorisme (Napiter) untuk menyampaikan pengalaman saat terlibat dalam kegiatan radikal.
"Agenda mulai 29-30 Juni. Pertama kami ke Polres Pringsewu untuk FGD. Selanjutnya ke Ponpes Darussalam, Lampung Timur, untuk sosialisasi di sana," kata Gatot.
Eks Napiter, Nasir Abbas, mengatakan narapidana teroris bebas murni, tetapi tidak berikrar kepada NKRI mesti menjadi perhatian intelejen. Sebab, mereka yang tidak berikrar kepada NKRI memiliki potensi dalam kegiatan teror.
"Mereka yang bebas murni dan tidak berikrar kepada NKRI itu menjadi intelejen untuk melakukan pemantauan karena mereka berpotensi," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan kegiatan itu program Divisi Humas Mabes Polri untuk mensosialisasikan tentang bahaya kejahatan teror.
"Program kontra radikal ini langkah Polri untuk sosialisasi mengenai bahaya teror karena jenis kejahatan extraordinary crime," kata dia.
Perwakilan Divisi Humas Mabes Polri, AKBP Gatot Hendro Hartono, mengatakan kontra radikal menjadi agenda tahunan Humas dan Baintelkam Polri. Tujuannya untuk mengantisipasi dan memutus penyebaran paham radikal.
Kegiatan itu menghadirkan narasumber dari eks narapidana terorisme (Napiter) untuk menyampaikan pengalaman saat terlibat dalam kegiatan radikal.
"Agenda mulai 29-30 Juni. Pertama kami ke Polres Pringsewu untuk FGD. Selanjutnya ke Ponpes Darussalam, Lampung Timur, untuk sosialisasi di sana," kata Gatot.
Eks Napiter, Nasir Abbas, mengatakan narapidana teroris bebas murni, tetapi tidak berikrar kepada NKRI mesti menjadi perhatian intelejen. Sebab, mereka yang tidak berikrar kepada NKRI memiliki potensi dalam kegiatan teror.
"Mereka yang bebas murni dan tidak berikrar kepada NKRI itu menjadi intelejen untuk melakukan pemantauan karena mereka berpotensi," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan kegiatan itu program Divisi Humas Mabes Polri untuk mensosialisasikan tentang bahaya kejahatan teror.
"Program kontra radikal ini langkah Polri untuk sosialisasi mengenai bahaya teror karena jenis kejahatan extraordinary crime," kata dia.