QBeritakan.com - Pelaku mutilasi yang menewaskan satu perempuan di Sleman ternyata memiliki motif untuk menguasai harta korban.
Hal itu terungkap dalam rilis kasus mutilasi yang disampaikan Polda DIY, Rabu (22/3/2023).
Pakar Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr. Grendi Hendrastomo, S.Sos., M.M., M.A. kepada Tribun Jogja mengatakan, apa yang dilakukan pelaku adalah bukti bahwa dirinya kalut.
Kekalutan itu kemudian memaksa pelaku untuk menghilangkan jejak setelah membunuh.
Ketidaksempurnaan itu terlihat dari pelaku yang melakukan mutilasi namun tidak menyebarkan bagian tubuh korban.
Ia justru meninggalkan begitu saja bagian tubuh itu di kamar mandi dan kabur hingga ke Temanggung, Jawa Tengah.
Lantas, mengapa pelaku bisa membunuh korban, padahal dia juga baru kenal sebentar?
Grendi menduga tekanan sosial, dalam konteks selepas pandemi Covid-19 ini semakin berat.
Hingga kini, masih banyak orang yang kesulitan mencari pekerjaan dan memilih untuk meminjam uang di pinjaman online (pinjol).
Dari kekalutan itu, kata Grendi, muncul ide untuk merampok demi mendapatkan harta dari korban.
Meski demikian, Grendi masih cukup sangsi dengan motif si pelaku yang berdalih ingin menguasai harta korban.
Ia menjelaskan, biasanya pelaku melakukan kejahatan karena merasa harga dirinya dicederai oleh korban.
Kemudian, terkait motif menguasai harta benda, bisa saja itu turunan dari alasan utama, yakni harga diri yang merasa dicederai.
Grendi menambahkan, secara kultural, hubungan antara laki-laki dan perempuan akan mudah menimbulkan relasi intimasi.
Ini diartikan mereka berkenalan karena ada faktor ketertarikan lebih dahulu.
Maka, Grendi juga tidak menafikkan, mengapa korban mau bertemu dengan pelaku di wisma di Kaliurang.
Dia menilai, pelaku sebenarnya tidak terlalu merencanakan pembunuhan kepada korban, sebab masih banyak hal-hal yang membuat dia mudah dicari oleh pihak kepolisian.
Ditambahkannya, pemerintah juga harus hadir untuk melindungi dua anak korban mutilasi di Sleman itu.
Mereka berdua masih di bawah umur dan mungkin akan diasuh keluarga besar ibu.
Ia berharap, media juga tidak perlu mengulik lebih lanjut tentang keluarga korban karena akan
mencederai harga diri mereka.
https://jogja.tribunnews.com/2023/03/...