QBeritakan.com - Ada seorang anak perempuan, usia 15 tahun, diputusin pacarnya yang baru berpacaran selama sebulan karena ketahuan nginap berdua dengan cowok lain.
Anak ini tidak terima karena selama ini hanya dia yang mutusin pacar-pacar dia. Dia tidak boleh diputusin. Dia merasa tersinggung. Ego dia sebagai "Tuan Putri" itu jatuh. Apalagi wajah dia terpampang di iklan sekolah dia yang terkenal.
Anak ini baru satu semester di sekolah itu. Tapi dia sudah punya 3 cowok lain. Tentu dia bisa, karena dia merasa dia itu Princess. Bisa dapatkan cowok manapun, baik yang seusia, maupun yang jauh lebih tua dari dia. Karena dia merasa dirinya adalah "Princess".
Dia kemudian ketemu cowok dia sekarang. Seorang Dewasa. Pria dari keluarga kaya yang butuh validasi cinta, karena tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dan kakak dan adiknya di rumah, walaupun hidupnya berkelimpahan materi.
Sang cowok yang butuh validasi cinta, ketemu dengan si anak yang butuh rekognisi sebagai "Princess". Ada simbiosis mutualisma di situ.
Dendam jatuhnya ego si anak perempuan akhirnya punya kesempatan. Ada niat, ada kesempatan. Si anak perempuan ini kemudian mengarang cerita untuk menimbulkan amarah kekasihnya. Si anak perempuan itu tahu bahwa ego cowok, apalagi cowok yang butuh validasi kasih sayang hanya bisa diganggu dengan kisah intim. Ini karena si anak perempuan itu sudah punya banyak pengalaman, sudah aktif dengan keintiman, walaupun dia masih di bawah umur.
Si anak ini juga yang mengatur bagaimana caranya agar mantan cowoknya diketahui keberadaannya.
Senin, tanggal 20 Februari, kejahatan terencana itu terjadi.
Satu anak, korban, masih koma sampai sekarang. Sudah 6 hari, 138 jam masih KOMA.
Satu kementerian sampai harus meminta maaf ke publik
Satu menteri sampai harus meminta maaf langsung, face-to-face ke keluarga korban.
Dua sekolah menengah atas sampai harus mengeluarkan pernyataan publiknya
Satu kampus sampai harus mengeluarkan pernyataan publiknya.
Satu institusi penegak hukum sampai harus secara berkala mengeluarkan pernyataan publik akan perkembangan kasus penganiayaan berat ini.
Satu kepala keluarga sampai harus mundur dari kerjaan dia.
Satu negara sampai harus ikut menjaga agar kasus ini tetap terperhatikan.
Di dalam tahanan, lelakinya saat ketemu orang tuanya, dengan wajah yang dingin dia berpesan ke ibunya: Mah, tolong jagain pacar saya ya...
Si anak ini, menitip surat ke pacarnya, si laki-laki yang berada dalam penjara, ditulis di secarik kertas. isinya:
"Kamu yang sabar ya di dalam penjara, aku akan menunggumu sampai kamu keluar".
Tidak ada penyesalan, tidak ada kata maaf dari si anak ini, tidak ada rasa bersalah, baik kepada korban yang masih KOMA, kepada keluarga korban.
Kenapa? Karena dia adalah seorang "Princess" yang sudah mendapat rekognisi itu dari cowoknya. Iblis!
Alto