QBeritakan.com - Orang Jawa menggunakan dupa dan sesaji sebagai perantara kepada Sang Hyang/Gusti/Tuhan atau apapun sebutanNya pada tiap kepercayaan.
Seperti bukhur yang di bakar di dalam dan sekitar ka’bah, hio yang di bakar di altar sembahyang, orang Jawa pun menyertakan bunga dengan berbagai macam makna filosofisnya.
Memayu hayuning pribadi, memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, memayu hayuning bawana.
(Berbuat baik bagi diri sendiri, keluarga, sesama manusia, makhluk hidup dan seluruh alam).
Sama seperti kalimat Rahmatan lil alamin ( Rahmat bagi seluruh alam ), atau Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta ( Semoga semua mahluk berbahagia ).
dan tertuang juga dalam konsep Tri hita karana ( 3 sumber kebahagiaan, keharmonisan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia ).
Rahayu..
JAYALAH NUSANTARA.
Filosofi Jawa Tentang Kembang Telon (Mawar, Kantil dan Kenanga)