QBeritakan.com -"Bismillah..." (Cindaku Part 7) : Oleh_Abhenk G-Chaniago
Pak
syamsul tak menghiraukan nacaman bakauhuni, tetus melangkah mendekat
dan mulutnya terlihat komat kamit entah membaca mantra atau do'a.
Jelasnya hariamu jadi-jadian tampak gelisah dan semangkin marah
Harimau
jadi-jadian itu benar benar membuat tubuhku semangkin lemas tak
berdaya. Kakiku gemetar, tak bisa dilangkahkan meski satu inci saja. Ya
Tuhan! Harimau jadi-jadian itu benar-benar mengarah padaku. Siap
menerkam dan mencabik cabik tubuhku.
Aku
berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dan lari, akan tetapi rasa sakit
dibetis karena disengat kala jengking masih terasa. Bahkan kakiku
semangkin bengkak dan tidak bisa degerakkan sama sekali. Akhirnya aku
pasrah, jika hidupku memang harus berakhir oleh terkaman harimau
jadi-jadian itu apa boleh buat.
"Maafkan
aku Seruni... aku tak bisa memenuhi permintaamu untuk segera ke
kotamu..." Aku teringat Seruni seseorang yang aku sayangi dan sangat aku
cintai, kami akan melanjutkan hubungan kejenjang yang lebih serius dan
menikah.
Kami
memang jarang bertemu baru, karena seruni sedang sibuk dengan tugas
karya ilmiahnya sebagai syarat untuk meraih gelar S2 Managemen
Magisternya disalah satu universitas ternama di Jogyakarta. "Selamat
tinggal Seruni..."
"Berhenti
syamsul!!! Jika masih berani mendekat, maka jangan salahkan bocah
tengil dan sok jago ini terpisah kepala dari badanya seperti
korban-korban lainnya!!! Cindaku kembali mengancam.
"Apa kau bilang barusan bakauhuni? Korban yang lain? Hmmm!
"Ya
syamsul! Akulah yang telah membunuh setiap yang lewat dibukit dekat
rumahmu itu! Hiks hiks!!! Cindaku itu mengaku bahwa dialah yang membunuh
korban hingga tak berkepala dikaki bukit yang selama ini terkenal
angker dan dihuni oleh begal kejam dan sadis.
"Tak kusangka kau telah berbuat sebegitu jauh dan kejam bakauhuni. Apa maksudmu dengan semua itu?"
"Maksud?
Bodohnya kau syamsul! Maksudku tak lain tak bukan adalah agar kau yang
tertuduh! Hiks hiks hiks!" Bakauhuni tertawa cekikkan sumringah.
Pak
syamsul tersenyum kecut melihat tingkah dan sepak terjang bakauhuni
selama ini benar-benar telah diluar batas, bakauhuni gadis desa yang
cantik, lugu, polos, baik hati, dan rajin ibadah itu benar benar telah
berubah. Pak syamsul hanya bisa mengelus dada.
"Bakauhuni
kau benar benar telah berubah menjadi iblis hidup-hidup. Cinta buta
telah membutakan mata hatimu, kembalilah kejalan yang benar. Aku tau kau
sangat tersiksa sekali sekarang. Bukankah ilmu sesatmu itu selalu minta
tumbal? Ayoklah adikku, aku rindu akan sosokmu yang dulu. Gadis cantik
nan lemah lembut, baik, rajin ibadah, dan sangat penyayang terhadap
sesama. Apa kamu masih ingat dengan kucing-kucingmu yang sangat kau
sayangi dulu? Sepasang kucingmu itu masih ada ku juga dan kurawat dengan
baik meski saat ini itu hanyalah kuturanannya, sangat mirip dengan
bintang dan bulan. Namanya pun tetap sama, ayok kembalilah..."
Pak syamsul kembali membujuk bakauhuni, dan mencoba mengingatkan bahwa keturunan kucing yang disayangi masa dulu itu masih ada.
Suasana
malam temaram disinari rembulan yang sebentar lagi tenggelam hening,
dan sunyi. Namun mencekam, entah dari mana asalny burung gagak pun
berputar mengitari bukit cadas. Suaranya yang khas itu seakan-akan
memberi kabar bahwa ada kematian yang mengerikan malam itu.
*
Bersambung>>>
●Bakauhuni