" Cinta tidak mengenal hambatan. Cinta melewati rintangan, melompati
pagar hambatan, dan menembus tembok untuk sampai ke tempat tujuan yang
penuh harapan"( Maya Angelou) itulah cinta cinta ku kepada tania,
cinta akan selalu kuperjuangkan sampai titik darah penhabisan, cinta
yang akan selalu kukejar tanpa mengenal hambatan dan rintangan. seperti
halnya kata Arthur Conan Doyle, The White Company "Engkau adalah
jantungku, hidupku, satu-satunya yang aku pikirkan" begitulah cinta ku
kepada Tania, dia selalu ada dalam alam pikiranku.
Tania, Jauh dilubuk hatimu aku tau engkau memendam duka yang dalam, terdapat jiwa yang terpasung disana, hatimu menjerit dan mengutuk keadaan yang terjadi padamu dan cinta kita, Rakit yang kita bangun bertahun-tahun harus karam sebelum kita sampai kemuara cinta yang kita idam-idamkan. Semua yang telah kita rencanakan harus porak-poranda menabrak karang dan karam . Baca Surat buat Seela yang selalu aku cinta ( Part II )
Tania... begitu dalamnya cinta ini padamu sehingga aku terasa tak berarti dalam dunia ini tanpamu, semangat ini luruh, harapan ini padam hilang diterpa badai tanpa ada engkau disini menemani aku.
" Mas " Sapa Tania membuyarkan lamunanku.
" Iya tania, kenapa ?" tanyaku sambil meraih jemari tania yang berada disamping ku berbaring.
" Mas gak boleh seperti ini lagi, mas gak boleh menyiksa diri, Mas bahkan tau bukan bahwa tania juga sangat sayang, jauh dilubuk hati Tania berontak, tania ingin pergi jauh meninggalkan semua ini, tapi tania sadar inilah hidup, penuh dengan misteri yang terkadang tidak bisa kita pahami, seperti Tania yang tak bisa sama sekali menolak keinginan orang tua tania " Kata tania sambil memaksakan senyumnya yang masam.
" Tania, Mas tau itu, tapi manusia berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri, ingat Anak itu titipan dari Tuhan, bukan kah begitu tania !?"
" Iya Mas ! tapi orang tua yang telah melahirkan kita membesarkan kita dengan kasih sayang yang takkan tergantikan oleh apapupun dan siapapun, !"
" Tapi Tania kita berhak memilih jalan hidupkita senndiri "
" Iya mas, inilah jalan tania untuk berbakti kepada kedua orang tua Tania mamas.! dan inilah jalan yang harus Tania tempuh sekalipun tania tau seperti apa perasaan tania untuk itu semua, tania sadar harus membunuh rasa cinta dan sayang tania terhadap mamas yang sangat tania sayangi.!"
" Ok tania mas juga punya jalan yang harus mas pilih, mas akan terus berjuang untuk cinta kita, mas akan terus berusaha sebelum janur kuning melengkung didepan rumah tania "
" Sudahlah Mas !, itu hanya akan menambah rasa sakit diantara kita, mulai saat ini kita lupakan semua ya mas, Tania bukan yang terbaik buat mamas, Tania yakin ada wanita pilihan Tuhan yang akan datang untuk mamas, dan jauh lebih baik dan sempurna dari Tania"
" Tidak Tania !. Tania wanita terbaik dan sempurna buat Mas, Hanya Tanialah paling mengerti dan memahami mamas, Tania lah wanita paling sempurna untuk Mas "
" Tidak Mas, Itu dulu Tania yang mengerti mas dan memahami mamas, tapi sekarang semua telah berbeda, semanjak Tania memutuskan untuk memilih jalan hidup tania sendiri.!" Kata tania sambil berdiri dan melepaskan genggaman tanganku.
" Tania, kenapa tania jadi seperti ini, mana ucapan tania dulu yang selalu akan menjaga dan memperjuangkan cinta kita, dan akan selalu bersama apapun yang terjadi Tania.!?"
" Sudahlah mas, Tania harus pulang, mas jaga diri baik-baik, tania akan selalu mendoakan mamas semoga mamas mendapatkan yang terbaik, Cepat sehat dan ingat mas gak boleh menyiksa diri sendri Asalamualaikam" kata tania sambil meninggalkan aku yang sedang berbaring tak berdaya, ketika sampai di pintu dan hendak keluar ruangan tania menoleh dan terlihat bulir air bening mengalir membasahi pipi tania, dan aku yang tak berdaya menvegah kepergian tania hanya bisa menahan nyeri dalam dada menahan sesak ini.
Beberapa hari kemudian aku keluar dari rumah sakit, ahirnya aku memutuskan untuk menenangkan diri pulang kekampung halamanku di jawa timur madiun. sesampai disana kusibukan diri dengan membantu orang tua ku disawah jika siang hari, malampun aku menyibukan diri bersama teman-temanku dikampung.
Tania, Jauh dilubuk hatimu aku tau engkau memendam duka yang dalam, terdapat jiwa yang terpasung disana, hatimu menjerit dan mengutuk keadaan yang terjadi padamu dan cinta kita, Rakit yang kita bangun bertahun-tahun harus karam sebelum kita sampai kemuara cinta yang kita idam-idamkan. Semua yang telah kita rencanakan harus porak-poranda menabrak karang dan karam . Baca Surat buat Seela yang selalu aku cinta ( Part II )
Tania... begitu dalamnya cinta ini padamu sehingga aku terasa tak berarti dalam dunia ini tanpamu, semangat ini luruh, harapan ini padam hilang diterpa badai tanpa ada engkau disini menemani aku.
" Mas " Sapa Tania membuyarkan lamunanku.
" Iya tania, kenapa ?" tanyaku sambil meraih jemari tania yang berada disamping ku berbaring.
" Mas gak boleh seperti ini lagi, mas gak boleh menyiksa diri, Mas bahkan tau bukan bahwa tania juga sangat sayang, jauh dilubuk hati Tania berontak, tania ingin pergi jauh meninggalkan semua ini, tapi tania sadar inilah hidup, penuh dengan misteri yang terkadang tidak bisa kita pahami, seperti Tania yang tak bisa sama sekali menolak keinginan orang tua tania " Kata tania sambil memaksakan senyumnya yang masam.
" Tania, Mas tau itu, tapi manusia berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri, ingat Anak itu titipan dari Tuhan, bukan kah begitu tania !?"
" Iya Mas ! tapi orang tua yang telah melahirkan kita membesarkan kita dengan kasih sayang yang takkan tergantikan oleh apapupun dan siapapun, !"
" Tapi Tania kita berhak memilih jalan hidupkita senndiri "
" Iya mas, inilah jalan tania untuk berbakti kepada kedua orang tua Tania mamas.! dan inilah jalan yang harus Tania tempuh sekalipun tania tau seperti apa perasaan tania untuk itu semua, tania sadar harus membunuh rasa cinta dan sayang tania terhadap mamas yang sangat tania sayangi.!"
" Ok tania mas juga punya jalan yang harus mas pilih, mas akan terus berjuang untuk cinta kita, mas akan terus berusaha sebelum janur kuning melengkung didepan rumah tania "
" Sudahlah Mas !, itu hanya akan menambah rasa sakit diantara kita, mulai saat ini kita lupakan semua ya mas, Tania bukan yang terbaik buat mamas, Tania yakin ada wanita pilihan Tuhan yang akan datang untuk mamas, dan jauh lebih baik dan sempurna dari Tania"
" Tidak Tania !. Tania wanita terbaik dan sempurna buat Mas, Hanya Tanialah paling mengerti dan memahami mamas, Tania lah wanita paling sempurna untuk Mas "
" Tidak Mas, Itu dulu Tania yang mengerti mas dan memahami mamas, tapi sekarang semua telah berbeda, semanjak Tania memutuskan untuk memilih jalan hidup tania sendiri.!" Kata tania sambil berdiri dan melepaskan genggaman tanganku.
" Tania, kenapa tania jadi seperti ini, mana ucapan tania dulu yang selalu akan menjaga dan memperjuangkan cinta kita, dan akan selalu bersama apapun yang terjadi Tania.!?"
" Sudahlah mas, Tania harus pulang, mas jaga diri baik-baik, tania akan selalu mendoakan mamas semoga mamas mendapatkan yang terbaik, Cepat sehat dan ingat mas gak boleh menyiksa diri sendri Asalamualaikam" kata tania sambil meninggalkan aku yang sedang berbaring tak berdaya, ketika sampai di pintu dan hendak keluar ruangan tania menoleh dan terlihat bulir air bening mengalir membasahi pipi tania, dan aku yang tak berdaya menvegah kepergian tania hanya bisa menahan nyeri dalam dada menahan sesak ini.
Beberapa hari kemudian aku keluar dari rumah sakit, ahirnya aku memutuskan untuk menenangkan diri pulang kekampung halamanku di jawa timur madiun. sesampai disana kusibukan diri dengan membantu orang tua ku disawah jika siang hari, malampun aku menyibukan diri bersama teman-temanku dikampung.
Pernah ada rasa cinta antara kita
Kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari penggantimu
namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih
Pernah ada rasa cinta antara kita
Kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu
Kini kucoba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih
Malam beranjak larut samar ku dengar kumpulan anak muda yang duduk
bermain gitar di persimpangan jalan, Menyanyikan lagu "Tinggal kenangan" lirik nya yang menggambarkan kisahku dan tanpa terasa air
mataku meleleh mendengarkan dan menghayati lagu itu, wajah tania hadir
lagi memenuhi setiap sudut pandangku, malam itu aku kembali galau
tingkat dewa, Tania benar-benar membuatku tak berdaya, dalam hati
kecilku bersumpah untuk tetap memperjuangkan cinta ini sampai titik
darah penghabisan, Yah titik darah penghabisan sampai janur kuning
melengkung didepan rumah tania, Ya.... aku harus semangat mengejar cinta
dan impianku, aku harus kembali ke padang untuk mendapatkan cinta
impian ku kembali.
Keesokan harinya aku tak buang waktu langsung berangkat kepadang kembali, disepanjang perjalanku aku tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan untuk dapat membuat tania kembali kapadaku, dan berharap orang tua Tania bisa menerima aku apa adanya, beberapa jam kemudian saya sampai jakarta dan langsung naik pesawat menuju bandara BIM padang pariaman.
Setelah Beristirahat sehari dipadang aku langsung menuju payakumbuh ke tempat tania, kali ini aku tidak naik trafel karena cuaca sedang baik, aku memakai motor butut kesayanganku supaya lebih cepat sampai karena rasa kangen ini juga semakin memeuncak dan dapat bertemu tania, apapun yang terjadi.
Dua jam kemudian saya sudah berada tidak jauh dari rumah tania, aku berhenti untuk membeli rokok dan air mineral disebuah kedai kecil yang tak jauh dari rumah tania yang tinggal, beberapa meter lagi aku sudah berada didepan rumah tania. selesai membeli rokok dan air mineral langsung ku engkol sibututku dan tancap gas lalu berhenti tepat di depan pagar rumah tania.
Rumah tania tidak seperti biasanya, kali ini ramai orang yang sedang duduk-duduk dibrenda rumahnya, kupandangi mereka satu-persatu sambil berdiri disamping motor tepat didepan pagar yang hanya separo tertutup, semua orang yang ada disana pun melihat kearahku semua dan ada beberapa orang tanpak saling berbisik sambil melirik kearahku, aku tak peduli apa yang mereka bisikkan, aku langsung masuk dan mengucapkan salam kepada semua yang ada disitu.
" Asalamualaikum " kataku kepada mereka sambil memaksakan senyum.
"Waalaikum salam " jawab semua orang yang sedang duduk disana.
" Permisi Pak, Buk, Tanianya ada ?!" Tanyaku kepada salah satu orang yang sedang duduk didepan pintu beranda rumah.
" Gak ada!, Kamu lagi...! ngapain kamu kesini lagi !" suara dari balik pintu dengan nada tinggi, dan ternyata calon suami Tania.
" Maaf aku tidak ada urusan dengan anda, aku cari tania !" jawabku juga dengan nada tinggi.
" Hai sadar.... sadar diri dong, kamu ini siapa, bukankah sudah kubilang akan kupecahin batok kepalamu jika kamu ganggu tania !" Kata lelaki tersebut dengan mengarahkan jari telunjuknya kearah jidadku.
" Kamu juga jangan sok jagoan, kamu juga baru calon suami tania yang cuman dijodohkan oleh orang tuanya, dasar lelaki kuno lo... masak jodoh saja harus dicarikan " kali ini jiwa muda saya bangkit, jantung saya berdetak lebih kencang, darah muda ku mendidih.
" O... rupanya kamu mau main-main sama saya, kupecahin kepalamu benar sekarang ya !" sambil mengayunkan kepalan tangannya kearah mukaku, dan akupun kali ini mengelak, yang membuat dia semakin geram, berkali kali dia berusaha untuk mendaratkan tinjunya kearahku tapi selalu gagal dan dapat kuelakan.
" Berhenti.....!" teriak seoarang gadis tergopoh-gopoh lari dari arah dalam rumah.
" Tania...!... Plak bluk" tepat di muka dan perutku sebuah pukulan dan tendangan membuat aku terhuyung dan jatuh tersngkur di halaman beton rumah tania.
Tania langsung memelukku dan menangis sejadi jadinya, melihatku jatuh dan darah segar mengalir dari sela bibirku akibat tonjokan lelaki keparat tersebut.
" Udah- udah Doni, Jangan. pukul aja aku, bunuh aja aku !" teriak tania sambil menangis tersendu-sendu.
" Tania.... !" teriak bapak tania yang sudah berdiri disamping lelaki tadi.
" Kamu gak ada kapoknya ya, sudah kuusir dari sini masih juga beraninya kamu datang menggangu anakku"
" Masuk Tania... " bapak tania yang menyaut tangan tania dan menyeret tania kedalam rumah.
" alah mah uda, pulang lah lai jangan mambuek ribuik dikampung iko, bisa urang satu kampung mengeroyok uda beko" kata seseorang ibu setengah baya sambil menarik aku menuju motor.
" Tapi Uni saya harus selesaikan masalah ini" kataku kepada uni-uni tersebut.
" Alah mah, kini nan paralu ubek luko nan di bibir uda tuh, beko tambah parah, lah pai tampek uni ado ubek anti biotik disinan " kata uni tersebut sambil mengajakkku kerumah nya.
Sesampainya dirumah uni tersebut, diambilkan air hangat dan mengeluarkan kotak P3k, tak lama kemudian sebuah teh panas dihidangkan dihadapanku dan dipersilahkannya aku untuk meminumnya, sambil mengelap darah yang mengalir dari sela bibirku yang pecah akibat ditunju lelaki pilihan bapak tania tadi. hem... perih juga nih rasanya, kalau gak gara-gara tania tadi mungkin dialah yang kubuat babak belur seperti ini, dalam hatiku......
Bersambung Surat buat Seela yang selalu aku cinta ( Part IV )
Keesokan harinya aku tak buang waktu langsung berangkat kepadang kembali, disepanjang perjalanku aku tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan untuk dapat membuat tania kembali kapadaku, dan berharap orang tua Tania bisa menerima aku apa adanya, beberapa jam kemudian saya sampai jakarta dan langsung naik pesawat menuju bandara BIM padang pariaman.
Setelah Beristirahat sehari dipadang aku langsung menuju payakumbuh ke tempat tania, kali ini aku tidak naik trafel karena cuaca sedang baik, aku memakai motor butut kesayanganku supaya lebih cepat sampai karena rasa kangen ini juga semakin memeuncak dan dapat bertemu tania, apapun yang terjadi.
Dua jam kemudian saya sudah berada tidak jauh dari rumah tania, aku berhenti untuk membeli rokok dan air mineral disebuah kedai kecil yang tak jauh dari rumah tania yang tinggal, beberapa meter lagi aku sudah berada didepan rumah tania. selesai membeli rokok dan air mineral langsung ku engkol sibututku dan tancap gas lalu berhenti tepat di depan pagar rumah tania.
Rumah tania tidak seperti biasanya, kali ini ramai orang yang sedang duduk-duduk dibrenda rumahnya, kupandangi mereka satu-persatu sambil berdiri disamping motor tepat didepan pagar yang hanya separo tertutup, semua orang yang ada disana pun melihat kearahku semua dan ada beberapa orang tanpak saling berbisik sambil melirik kearahku, aku tak peduli apa yang mereka bisikkan, aku langsung masuk dan mengucapkan salam kepada semua yang ada disitu.
" Asalamualaikum " kataku kepada mereka sambil memaksakan senyum.
"Waalaikum salam " jawab semua orang yang sedang duduk disana.
" Permisi Pak, Buk, Tanianya ada ?!" Tanyaku kepada salah satu orang yang sedang duduk didepan pintu beranda rumah.
" Gak ada!, Kamu lagi...! ngapain kamu kesini lagi !" suara dari balik pintu dengan nada tinggi, dan ternyata calon suami Tania.
" Maaf aku tidak ada urusan dengan anda, aku cari tania !" jawabku juga dengan nada tinggi.
" Hai sadar.... sadar diri dong, kamu ini siapa, bukankah sudah kubilang akan kupecahin batok kepalamu jika kamu ganggu tania !" Kata lelaki tersebut dengan mengarahkan jari telunjuknya kearah jidadku.
" Kamu juga jangan sok jagoan, kamu juga baru calon suami tania yang cuman dijodohkan oleh orang tuanya, dasar lelaki kuno lo... masak jodoh saja harus dicarikan " kali ini jiwa muda saya bangkit, jantung saya berdetak lebih kencang, darah muda ku mendidih.
" O... rupanya kamu mau main-main sama saya, kupecahin kepalamu benar sekarang ya !" sambil mengayunkan kepalan tangannya kearah mukaku, dan akupun kali ini mengelak, yang membuat dia semakin geram, berkali kali dia berusaha untuk mendaratkan tinjunya kearahku tapi selalu gagal dan dapat kuelakan.
" Berhenti.....!" teriak seoarang gadis tergopoh-gopoh lari dari arah dalam rumah.
" Tania...!... Plak bluk" tepat di muka dan perutku sebuah pukulan dan tendangan membuat aku terhuyung dan jatuh tersngkur di halaman beton rumah tania.
Tania langsung memelukku dan menangis sejadi jadinya, melihatku jatuh dan darah segar mengalir dari sela bibirku akibat tonjokan lelaki keparat tersebut.
" Udah- udah Doni, Jangan. pukul aja aku, bunuh aja aku !" teriak tania sambil menangis tersendu-sendu.
" Tania.... !" teriak bapak tania yang sudah berdiri disamping lelaki tadi.
" Kamu gak ada kapoknya ya, sudah kuusir dari sini masih juga beraninya kamu datang menggangu anakku"
" Masuk Tania... " bapak tania yang menyaut tangan tania dan menyeret tania kedalam rumah.
" alah mah uda, pulang lah lai jangan mambuek ribuik dikampung iko, bisa urang satu kampung mengeroyok uda beko" kata seseorang ibu setengah baya sambil menarik aku menuju motor.
" Tapi Uni saya harus selesaikan masalah ini" kataku kepada uni-uni tersebut.
" Alah mah, kini nan paralu ubek luko nan di bibir uda tuh, beko tambah parah, lah pai tampek uni ado ubek anti biotik disinan " kata uni tersebut sambil mengajakkku kerumah nya.
Sesampainya dirumah uni tersebut, diambilkan air hangat dan mengeluarkan kotak P3k, tak lama kemudian sebuah teh panas dihidangkan dihadapanku dan dipersilahkannya aku untuk meminumnya, sambil mengelap darah yang mengalir dari sela bibirku yang pecah akibat ditunju lelaki pilihan bapak tania tadi. hem... perih juga nih rasanya, kalau gak gara-gara tania tadi mungkin dialah yang kubuat babak belur seperti ini, dalam hatiku......
Bersambung Surat buat Seela yang selalu aku cinta ( Part IV )