Cerbung_Oleh Abhenk G-Chaniago
QBeritakan.com - Akhirnya tiba jua waktu yang paling tidak disukai bagas, malam. Alasannya sederhana, bagas pengidap imsomnia akut.
Jarang bahwan hampir tidak pernah merasakan nikmatnya tidur diawal malam, ingin rasanya tidur pulas dan bangun pagi.
Namun itu hanya sebatas keinginan bagaikan pungguk merindukan bulan, bagas merasakan kantuk disaat mentari pagi mulai timbul. Bahkan bisa satu sampai tiga hari tidak tidur barang sekejap saja.
Bertahun-tahun sulit tidur dialaminya, itu membuat dirinya merasa sangat tersiksa. Pernah disuatu hari konsultasi ke salah satu klinik kesehatan, penyebabnya banyak pikiran. Kalau tidak segera diobati bisa menyebabkan depresi, selain emosi sulit dikontrol, sehingga sangat mudah tersinggung dan akan marah-marah tidak jelas.
Gejala itu memang dirasakan oleh bagas, terkadang sedikit saja orang disekitarnya melakukan kesalahan akan membuatnya naik pitam. Tak jarang juga benda-benda didekatnya akan menjadi korban pelampiasan amarahnya, piring dan gelas sudah tak terhitung lagi pecah berkeping-keping dibantingnya. Tidak peduli dengan tetangga yang merasa terganggu oleh ulahnya tersebut.
Disaat dibilang akan bisa mengalami depresi saja bagas marahnya bukan main.
"Hei! Saya kesini untuk berobat bukan ingin dikatakan depresi! Itu gila berarti saya!!! Enak saja!!!"
Meja didepannya digebrak dengan seketika, karena yang menanganinya pakarnya dan profesional hanya tersenyum melihat bagas demikian. Dengan penuh kesabaran menghadapi bagas.
"Apa?!? Senyum-senyum? Ngeledek saya? Ah! Semua orang bikin saya kesal pagi ini! Benar-benar bikin saya gila! Ha ha ha ha ha!!!"
"Mas..." tiba-tiba suara memanggil bagas yang sedang meradang, dan menoleh.
"Oh, iya. Anda memanggil saya tadi?" Wajah bagas yang memerah dan tegang tadi berubah teduh dan lembut dengan seketika setelah melihat perempuan perbakaian serba putih, berkulit putih dan berparas cantik ditambah dengan suara lembut dan senyuman manis. Bagas meleleh.
"Iya mas, saya yang memanggil tadi. Apa ada yang bisa saya bantu mas?" Perempuan berparas cantik itu benar-benar membuat bagas lupa diri bahwa baru saja marah besar.
Dengan percaya diri dan seakan-akan tidak pernah ada masalah mengulurkan tangannya dan sedikit menunduk memperkenlkan dirinya, sopan dan bicaranya pun lembut. Berubah seratus derajat dengan bagas yang baru saja bikin kerusuhan diruang praktek.
"Bagas..." ujarnya.
"Rihana..." balas perempuan berparas cantik yang baru saja memanggilnya.
"Namanya bagus seperti nama penyanyi luar negeri yang lagunya lagi buming itu, tapi saayangnnya saya lebih suka penyanyi dalam negeri. Liriknya pun saya mengerti, apa lagi campur sari ambyar lagunya galau tapi musikny bikin happy!"
Bagas memuji dan membahas tentang musik, padahal tak satu pun lagu hapal olehnya. Bagas bersekukuh bahwa diriny penikmat musik tidak harus hapal semua lirik, sing penting paham cerita lagunya apa.
"Terima kasih mas..." Sahut rihana dengan senyuman manisnya yang membuat bagas merasa dihargai dan merasa nyaman.
Pagi itu bagas menjalani hidupnya penuh kedamaian dengan sebuah senyuman yang manis dan tulus dari seorang Rihana.
Begitu juga yang dialami bagas siang tadi, hatinya senang mendapatkan perhatian dari sumi meski sedikit judes dan tampak keras. Namun dimata sumi terpancar sianar ketulusan, apa adanya tidak dibuat-buat.
"Mbak Sum.... kamu dimanaaaaaa...." tiba-tiba tanpa sadar memanggil sumi.
***
[Bersambung atau tidak, dirasa cukup sekian]