QBeritakan.com - Bagas yang masih bingung dan kaget dengan kehadiran mbak Sumi yang tiba-tiba itu merasa bergidik mendengar ketawa demikian, matanya menatap tajam. Mulai dari atas memperhatikan, dan tatapannya berakhir dikedua kaki, masih napak.
"Kenapa menatap saya sebegitunya mas?" Suara mbak sumi membuat bagas mengalihkan tatapannya dengan seketika.
"Eh, itu anu mbak, eh tidak apa-apa" sahut bagas berusaha tenang.
"Hmmm, pasti mengira saya kuntilanak karena mendengar saya tertawa ya? Mana ada kuntilanak pagi-pagi mas, kalau pun ada kuntilanak kesiangan namanya!" Sumi mengangkat rok sebatas betisnya yang dibalut kaus kaki panjang dan menggerakkan kedua kaki.
"He he! Iya mbak maaf..." Bagas bernafas lega.
"Sini biar kakinya saya besihkan dan obati. Tahan ya, sedikit perih" tanpa persetujuan dari bagas langsung menarik kakinya sakit.
"Aw! Pelan dong mbak, sakit!" Teriak bagas
"Ya sakitlah, namanya juga cedera mas" sumi tak peduli dan terus membersihkan luka lecet bagas yang mulai memerah dan sedikit membengkak
Bagas hanya meringis menahan perih dan nyeri dikakinya, matanya tak lepas memandang Sumi. "Cantik juga ternyata meski tidak muda lagi, baik lagi"
"Sudah mas! Ingat mandi nanti jangan dibasahi dulu ya, nanti perbannya copot kena air"lagi dan lagi suara sumi membuat bagas salah tingkah.
"Eee iya buk, eh mbak. Terima kasih!" Ujar bagas, dilihat kakinya sudah diperban, cepat dan telaten sekali, perbannya pun rapi. Sebenarnya tidak perlu diperban juga tidak apa-apa, tapi tidak enak hati mengatakan. Takut sumi yang baru saja dikenalnya itu tersinggung.
"Hayoooo, kenapa melihat saya begitu? Masih mengira saya ini mahkluk lain?" Mata sumi melotot dan wajahnya sedikit cemberut, bercanda sepertinya.
"Tidak, cekatan cara kerjannya mbak. Terima kasih ya" Bagas mamalingkan wajahnya kearah lain meutupi rasa malu kerena ketahuan mencuri pandang.
"Mas,,, mas,,, biasa saja kali. Saya cantik ya? Hi hi!" Canda sumi
"Percaya dirinya simbak ini, iya cantik kok. Sedikit! Ha ha!" Bagas membalas candaan, suasana menjadi akrab dan tidak kaku.
"Waduh mas, maaf. Ada gula sam kopi ndak? Pengen ngopi saya, dingin" setelah itu sumi tanpa segan menanyakan gula dan kopi.
"Ada mbak, itu di dapur. Jangan kan gula sama kopi, bir pun ada!"
"Apa? Bir? Ndaklah, semaput nanti dan kilaf!" Balas sumi karena tau bagas hanya bercanda, dan beranjak kedapur. Bagas hanya tersenyum.
"Ya Allah, Ya Tuhankuuuuuuuu! Ampuuuun!" Tiba-tiba sumi berteriak menyebut nama Tuhan dan minta ampun setelah sampai di dapur, bagas pun terkejut. Kawatir terjadi apa-apa dengan sumi sedikit terpincang menyusul kedapur.
***
Bersambung