"Dan
kopi itu sahabat yang setia. Dibalik pahitnya dia memberikan sekecap
rasa manis. Meskipun dia hitam dia membuat pandangan kita jadi terang"
QBeritakan.com - Sebentar-sebentar ku lirik jam di layar hp ku. Hampir dini
hari..tinggal beberapa menit lagi. Kerjaan sudah selesai. Ku buka akun
medsos..uh bosan..isinya cuma begitu-begitu aja. Kalau bukan orang
narsis ya orang kepo. Eh enggak semua juga sih. Tapi tetap bikin aku
bosan. Tengok-tengok grup Watsapp ..hmm..mulai hening. Padahal tadi sore
bisiing sekali cetang ceting entah apalah apalah yang diposting. Masih
ada yang online gak yah...yuhuuu... aku kirim pesan. Senyap. Gak ada
yang balas. Gak ada yang baca juga. Ah...malangnya aku. Sendirian, gak
bisa tidur. Mata ini segar nyalang enggan terpejam. Iya, aku punya sleep
disorder. Insomnia. Nama yang cantik tapi rasanya sungguh menyebalkan.
Btw, kenapa namanya insomnia yah? Kayak nama cewek gitu, kenapa bukan
insomarno..hehe. Aku kena insomnia sejak sebelum SMP.
Awalnya
ada teman ngajak ke pasar karena kebetulan dia dapat lotre ( jaman dulu
porkas) ceritanya traktiran makan-makan. Kami duduk-duduk lama
diterminal yang selalu ramai hilir mudik angkot menaik turunkan
penumpang dan memperhatikan orang lewat. Tak terasa jam menunjukkan jam
12 lewat dan pulanglah kami. Ternyata selama aku di terminal terjadi
kehebohan di rumahku. Dikira ibu aku diculik. Mungkin karena aku
ganteng kali yah. Atau diculik wewe gombal hehe. Pas tiba di rumah ibu
menangis memelukku. Kan aku jadi bingung ada apa.Ternyata saking
hebohnya aku hilang oleh keluarga sampai didukunin untuk mencari aku
yang dikira diculik. Tapi kejadian itu gak bikin aku kapok, karena sudah
tahu senangnya nongkrong malam di terminal besok-besoknya aku ya main
keluar malam lagi kalau ada kesempatan, biasanya malam minggu. Berlanjut
sampai aku SMP.
Kalau
habis main keluar malam sesampai di rumah jadi gak bisa tidur. Padahal
selama diluar kerjaannya ya kalau dulu cuma duduk-duduk saja di pinggir
jalan lihat orang lewat. Kebetulan rumahku letaknya dipinggir jalan
raya yang dilalui bus-bus dari jogja yang mau ke Jakarta. Nah dari
sanalah aku mulai mengidap penyakit susah tidur. Padahal aktifitas siang
hari ku termasuk aktif dan aku orangnya enerjik sekali. Biasanya kan
kalau lelah di siang hari malamnya pasti enak tidur tapi aku malah susah
tidur. Awalnya sih gelisah, kesal bahkan kadang prustasi gara-gara gak
bisa tidur cepat. Lama-lama ya jadi biasa. Aku sudah bisa menerima
keadaanku ini jadi ya ku nikmati saja lah.
Setiap
kali malam beranjak menuju pagi saat orang-orang lelap dibuai mimpi aku
malah sedang sibuk menggambar atau membaca atau apa sajalah supaya bisa
cepat mengantuk. Ketika mulai kerja dan jaman gadget tiba kerjaan ku ya
main hp atau menjahili teman-teman di grup medsos dengan cara mengirim
pesan-pesan gak penting. Aku gembira ngakak kalau ada teman yang
mengomel panjang pendek gara-gara hp-nya jadi berisik oleh suara
notifikasi pesanku. Aku begadang semalaman padahal pagi-pagi sudah harus
ngantor.
Suatu
malam, seperti malam-malam yang lain mata ku masih secerah bintang di
langit. Sementara grup WA senyap. Semua sudah terlelap. Sama seperti
senyapnya lingkungan tempat tinggalku. Tinggal si Guguk milik tetangga
yang masih sibuk menggonggong entah apa yang digonggongnya. Iseng ku
ping teman-teman. Tak ada yang menyahut. Mungkin memang sudah tidur dan
men-silent hp mereka karena kapok sering kujahili. Tiba-tiba, "PONG!!!"
Ahhaa..ada yang balas. Biasanya kalau dibalas begitu bisa lanjut
ngobrol sampai pagi. Ngobrol apa saja pokoknya mengalir hingga tak
terasa pagi menjelang. Tapi jawaban kali ini agak lain dari biasanya.
Dijawab dengan makian "Woooi...bising. Ganggu aja!!" malah kadang lebih
judes "hantu gentayangaaann!!" tapi ya biar dijawab dengan judes tetap
saja ujung-ujungnya ketawa ketiwi dan ngobrol asyik panjang lebar kali
tinggi.
Ku lihat siapa yang menjawab ping ku. Ohoooy...ternyata ciwik manis. Teman baru sih. Aku belum lama mengenalnya.
"belum tidur moy?"
"udah" si Amoy menyertakan emotikon nyengir.
"lha terus ini siapa yang jawab kalau kamu sudah tidur?"
Amoy ngakak dengan emotikon yang banyak.
"Mesin penjawab mas"
Halah..
"lagi apa?"
"lagi ngopi" jawabnya. Aih..malam-malam gini ngopi.
"Gak takut susah tidur ngopi malam?"
"enggak ngopi aja tetap susah tidur, ya sudah sekalian diminumin kopi" Nah lo..ternyata dia juga penderita insom.
"Minum kopi itu seperti menjalani hidup ini mas. Biar pun pahit kita akan tetap meminumnya sampai habis"
Bener juga ya.
"Dan
kopi itu sahabat yang setia. Dibalik pahitnya dia memberikan sekecap
rasa manis. Meskipun dia hitam dia membuat pandangan kita jadi terang"
Oyy..asyik
juga filosopi kopi ciwik ini. Dan obrolan mengalir seperti aliran
sungai Musi. Hanya sinyal lemotlah yang bisa membuat kami saling
menunggu balasan.
Banyak
obrolan dari mulai bagaimana sebaiknya aku memanggilnya sampai kisah
bagaimana kami akhirnya sama-sama jadi penderita insomnia.
"Semua
obat insomnia itu bullshit, mas. Buktinya aku, kamu dan banyak
penderita insom lainnya belum juga sembuh" katanya. Hehe, benar juga ya.
Aku jadinya ikut-ikutan menyeduh segelas kopi biar ngobrol jadi tambah
asyik.
"Kita
ngopi bareng ya" kata ku sambil mengirimkan foto segelas kopi yang baru
diseduh. Amoy membalasnya dengan foto segelas kopi yang telah berkurang
seperempat gelas. Bersama gelas -gelas kopi yang menemani percakapan
kami waktu berlalu tanpa terasa. Ngobrol sambil ngopi memang
menyenangkan yah.
Tak
terasa Adzan Subuh berkumandang membelah pagi dan kami berbarengan
pamit dan mengakhiri percakapan. Tapi ini bukanlah percakapan terakhir.
Malam berikutnya kami bercakap-cakap lagi. Selalu saja ada bahan yang
diobrolkan. Tak lupa ditemani segelas kopi.
"Pernah punya pacar cyber gak?"
Duh kaget juga ya diajui pertanyaan seperti itu oleh perempuan.
"Gak pernah" jawabku.
"Gak pernah percaya kalau belum ketemu langsung"
"Menghadapi wanita di dunia nyata aja sulit apalagi di dunia cyber. Wanita itu sulit untuk dimiliki dan dimengerti."
"Aku
gak sulit kok mas :D " katanya. Jlebbb..rasanya gimanaa gitu pas Amoy
bilang itu. Tapi aku pura-pura biasa saja. Padahal sudah mulai jedak
jeduk hati ku. Lagi pula kuanggap dia bercanda. Amoy mah begitu
orangnya. Kalau sudah bercanda suka ceplas ceplos polos.
"Wanita itu suka aneh. Kalau didekati dia menjauh. Giliran kita jauhi dia mendekat" lanjutku.
"Wuuh kalau aku dikejar ya kutangkap"
Uhuuyyy...ni anak serius apa canda seeeh. Jadi garuk-garuk layar hp dah.
"Tapi biasanya cowoknya yang takut" katanya lagi.
"Takut ketagihan" celetuk ku. Dia ngakak dengan emotikon tertawa lebar yang banyaaaakk.
Begitulah
awalnya. Dari bercanda-canda akhirnya ngobrol tentang cinta deh.
Bagaimana sebuah kisah cinta bisa dijalin tanpa bertemu muka.
Ahaaii..cinta-cintaan ala cyber. Persis seperti kopi, gelap tapi bikin
mata melek terang benderang. Pahit tapi ada manis-manisnya dan terus
diminum sampai habis. Malam-malam insomnia ku jadi serasa meriah.
Gemepyar seperti percikan kembang api malam kongyan.
Hening
malam tiba-tiba jadi seperti papan tulis hitam yang boleh kami tulisi
dengan kapur tulis. Merangkai bait-bait puisi indah. Nada pemberitahuan
pesan masuk di hp serasa denting piano yang merambat pelan mengiringi
lagu kasih yang kami senandungkan. Insomnia tidak lagi menjadi sebuah
penderitaan. Dan secangkir kopi pahit jadi teman setia dan saksi
rangkaian cerita cinta kami. Secangkir kopi insomnia yang rasanya
tralala trilili. Ah...indahnya hidup. Hidup ini akan ku buat untuk
membuat orang lain tersenyum dan bahagia. Uang bukan segalanya dan hidup
yang penting bahagia.