Sumber Gambar : Gayapopuler.com |
Diantara
pohon-pohon, Hati dan ratusan bunga seakan berirama, Dihutan pinus dari
balik batangnya yang lurus memanjang, Dari balik siluet sinar mentari
pagi yang menguning, Mungkin kau akan datang, Dengan rambutmu yang
tergerai Membawa pesona Membawa bunga yang akan mewangi sepanjang hari
Ah, semilir yang dingin ini, Tentu akan mempermainkan rambutmu dan membuatnya semakin bernuansa Dan aku semakin jatuh cinta - mSemakin jatuh cinta
Disini, aku akan selalu menunggu mimpi bersamamu Tanpa batas waktu......
Ah, semilir yang dingin ini, Tentu akan mempermainkan rambutmu dan membuatnya semakin bernuansa Dan aku semakin jatuh cinta - mSemakin jatuh cinta
Disini, aku akan selalu menunggu mimpi bersamamu Tanpa batas waktu......
Liburan
panjang datang setelah UAS saat nya untuk pulang kampung menghabiskan
masa liburan dengan membantu orang tua keladang, kebetulan daerah
ditempat aku tinggal adalah kawasan daerah pertanian, Sebenarnya
tidaklah begitu banyak kegiatan yang kulakukan selama liburan dikampung.
Sesekali membantu orang tua keladang untuk memanen kelapa sawit,
setelah
bosan kemudian pergi ketempat sahabat-sahabat
lama semasa sekolah dulu baik dari SD, SLTP maupun SMU.
Sore
itu jam 5 berdering hp ku yang ternyata adalah sopir trafel yang
mengabarkan akan segera dijemput di kos-kosan. tak lama kemudian sebuah
mobil panter touring berhenti didepan kos, dan aku langsung
menghampirinya dan berbincang sejenak lalu aku naik untuk segera
berangkat menuju kampung halamanku.
Singkat
cerita aku terbangun ketika sang sopir menepuk pundakku dan mengatakan
bahwa aku sudah sampai rumah. tanpa basa basi akupun segera turun, yang
ternyata kedatanganku sudah ditunggu oleh bapak yang segera membukakan
pintu, aku ahanya bersalaman dan langsung meluncur di kamar dengan
springbed empuk yang udah lama aku tinggalkan, arhk... aku rebahkan
badan ini dan langsung terlelap sampai pagi.
"
Bangun Kem... bangun hari kiamat lo, cepetan bangun " terdengar suara
usil yang sangat aku kenal, ya dia adik perempuanku yang jail, usil dan
manja.
"
Ganggu aja lo kakak masih ngantuk capek banget" kataku sambil berusaha
membuka mataku yang masih perih karena kecapean hampir 8 jam diatas
trafel.
"
Beneran kakak gak mau bangun nih, hem.. tar adik habisin nyesel lo "
ancam adikku sambil memamerkan makanan kesukaan ku, Ayah goreng kecap
hem... wah ini gak bisa didiemin nih,. ancaman adekku gak pernah
main-main, kalau dia bilang habiskan pasti benar-benar dihabiskan.
"
Iya-iya kakak bangun " kretuk-kreeetuk.. suara punggungku seperti
sedang stanup komedi seperti kata komedian asal depok.. ha ha.. tak lama
kemudian aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.
Setelah
selesai mandi ibuk ku yang tercinta telah menyiapkan sarapan pagi
dimeja dapur yang tanpa basa-basi langsung kuserbu makanan kesukaan ku
ayam kecap.. hem... sambil senyum-senyum ternyata ibuk dan adekku
memperhatikanaku dari sampingku, mungkin ibu tau bahwa aku kangen banget
dengan makanan yang satu ini. he he he.... peduli amat deh, lagian udah
hampir 1 tahun gak ngerasain masakan ibu yang muantep ini.
" Hoe... Okem.. Ingat temenya dong kalau makan jangan dihabisin sendiri, emang gw gak doyan apa ! ", aku memang dipanggil Okem oleh
adikku, entah apa masalahnya dulu sampai adikku memanggil aku dengan
sebutan okem ( Organisasi Kenet Mobil Kali ya) wkwkkwkk....
"he
he... masih banyak nih Blek, ciblek.. Panggilan kusus buat adekku
Ciblek atau burung Prenjak, karena nih adikku cerewetnya minta ampiun
deh, kayak burung ciblek.
Selesai sarapan saya langsung duduk diteras depan rumah sambil menikmati kopi hitam buatan ibuk tersayang.." Hckcin " hem....
keselek deh bukan karena kopinya kurang manis tapi kaget pas nyeruput
kopi lewat gadis yang asing belum pernah aku tau selama ini, tubuh
tinggi sekitar 165 cm, dengan kulit kuning langsap berusaja melintas
dengan membawa bungkusan plastik yang sepertinya adalah nasi bungkus.
"
Ciblek......... cepetan kesini !" teriakku pada adikku yang masih
membantu ibu didapur...dan langsung tergopoh-gopoh menghampiri aku di
teras rumah.
" Ada apa Okem, ih buat orang kaget aja lo ?!" tanya adik saya sambil melongo penasaran kenapa aku teriak memanggil dia,.
" Anu itu Blek, siapa anak mana, dan anak siapa kok cantik banget ?" tanyaku penuh dengan semangat 45.
" Yang mana ? kem" tanya adikku.
" Itu tuh yang cewek cantik bawa bungkusan plastik yang sedang jalan.
"
O..... itu... Itu anak pak de Sarno, tetangga baru kita baru dari jawa
tengah, yah baru 6 bulan ini, mang kenapa Kem kok sampek teriak gitu ?"
tanya adekku dengan menatap wajahku seperti intelejen banget, hik hik.
" he he enggak Blek, cuma nanya aja, he he eh namanya siapa Blek ?" tanyaku dengan muka sok-sok santai.
" mang kenapa sih,? Tanya aja sendiri " jawab adekku sambil memalingkan badan hendak meninggalkan aku menuju dapaur.
" Blek plis.... kasih taudong namanya siapa ?" teriakku sambil mengejar adekku kedapur.
"
Ibuk tuh anak ibu kayaknya lagi naksir anak pakde Sarno tuh wk wk wk
wk". ledek adikku sambil senyum-senyum, ah percuma aja mau ngorek
tentang cewek tersebut kepada adikku, yang ada pasti dicandain mulu.
**************************************************************
Hari
ini berlalu dengan cepat tanpa terasa hari kembali malam dengan segala
kesunyian dan misteri yang terkandung didlamnya bersama irama serangga
penghantar malam, he he namanya juga dikampung, mulai suara kodok,
jangkrik belalang dan lain sebagainya membuat seperti dalam pelem-pelem
horor di tive, hari semakin larut tapi mata ini belum juga bisa diajak
kompromi untuk segera bisa tidur, hem.. ada apa dengan mataku, apakah
ini efek hatiku yang sedang galau memikirkan pemandangan indah pagi
tadi, trus kok bisa ya... padahal kenalpun belum, bahkan melihatnya saja
hanya sekilas. hem sungguh masih bau kencur atau terlalu dini dong
kalau aku bilang bahwa aku suka sama dia, sedangkan aku sendiri gak tau
apa dia sudah atau belum memiliki pacar. ah.... hatiku semakin galau
dengan beragam pertanyaan yang gak bisa ku jawab sendiri. ah... gak bisa
nih aku harus segera tidur supaya besok pagi aku bisa melihatnya
kembali, dan bisa berkenalan langsung dengannya.
Cuaca
di pagi hari ini sangatlah cerah, secerah hatiku pagi ini menanti
seseorang yang sepesial banget banget, seorang gadis cantik yang
sederhana dengan balutan busana kampung yang sederhana tanpa ada
kontaminasi budaya kota yang kebarat-baratan, gadis desa yang tak kalah
dengan gadis luar negeri, bahkan jika
menurut saya pribadi gadis desa memiliki daya tarik
tersendiri atau kemistri tersendiri, kulitnya yang halus mulus dengan
sifatnya yang sangat ramah dan santun yang membuat hatiku makin
klepek - klepek. layaknya seorang "Puteri dari negeri dewa-dewa", beggitulah kusebut dia.
Aku
berdiri di halaman rumah sambil memegang sabit untuk memotong rumput
pagar yang sebenarnya belum saatnya dipotong kembali karena beberapa
hari yang lalu sudah dipotong oleh bapak. tapi gak masalah deh, he he
ini kan cuma sebagai alasan buat aku bisa melihat gadis cantik tersebut
lebih dekat lagi saat dia lewat nanti.
Pucuk
dicinta ulat pun tiba, gadis yang akuharapkan lewat juga ahirnya, aku
segera pura-pura memotong rumput pagar sambil melirik dia yang sedang
berjalan membawa sebuah bungkusan dalam plastik putih ditanganya, mungkin itu adalah nasi yang akan dia bawa keladang untuk sarapan pagi orang tuanya.
"Ehem...
pagi dek... mau kemana nih ?" sapaku dengan senyum yang aku buat
semanis mungkin, he he he... yah beda tipis lah dengan senyum si boy
anak jalan.. wk kw kw....
"
Pagi juga mas, Mau keladang nih mas. terus lagi ngapain ?" jawab dia
ringan dengan senyumanya yang waduh pokok nya gak bisa diceritakan deh.
hik hik....
" Sedang Motong rumput dek biar Rapi " jawabku.
"
O.oh motong rumput ya mas... jangan dipotong lagi mas tar kalau rusak
lo, kan udah dipotong sama bapaknya mas kemarin " Klepok hadeh....
ketahuan deh modus ( tepuk jidad sambil garuk-garuk hidung ngupil. dia
berlalu dengan senyum yang susah aku pahami apa arti senyumnya, ah bair
aja lah yang penting hari ini aku bisa mendengar suaranya dan dapat
melihat wajah ayunya walau sekilas yang semakin membuat aku
klepek-klepek. Jadi gagal deh pleaning semalam untuk bisa berkenalan !.
JJS ( jalan-jalan sore) critanya sambil menikmati udara segar ambil lihat lihat apakah udah banyak perubahan dikampung setelah hampir 1 tahun akau gak pulang mengunjungi tempat kelahiranku ini.
Ketika
aku sampai dipesimpangan jalan kulihat adekku sedang ngobrol dengan
seseorang, nah setelah agak dekat ternyata oh ternyata si Ciblek sedang
ngobrol dengan gadis yang membuat akau gak bisa tidur tadi malam.
Gedubrak, ‘’aww.....
‘’ Erangku kesakitan. sumpah demi apa aku malu sekali,
karena aku jatuh tepat di depan adikku dan gadis itu, dengkulku agak
sedikit
berdarah. ‘’makanya, kalo naik sepeda matanya jangan jelalatan, jatuh
kan? Sini
biar aku bantu’’ kata adikku yang langsung menghampiriku. dan menolong
aku yang sedang mengerang kasakitan, he he tapi sebenarnya gak sakit
banget sih, cuman sedang mencari perhatian gadis yang masih berdiri tak
jauh dariku. " Intan Punya obat merah gak ?" tanya adikku kepada gadis yang sedang berdiri tersebut. he he namanya Intan
ternyata, weh... sesuai dong wajahnya yang cantik bak intan berlian,
ciey ciet ciet.... " hai ini sakit apa kok Malah senyum-senyum sih !"
tanya adikku sambil menarik tanganku berdiri dan memapahku ke teras
rumah Intan mungkin aja hi hi hi ( Kan ceritanya ini tetangga baru jadi
belum tau apa ini rumah dia atau bukan, ha ha ha).
Aku
menundukkan kepalaku, tetapi
aku melihat Si intan yang berada tepat di dekatku, dia
segera memberikan obat merah yang diminta adikku tanpa sepatah katapun.
hem.. kayaknya sombong kali nih cewek, kok gak kayak tadi pagi sewaktu
kusapa dia ketika mau berangkat keladang tadi, kulirik dia sekilas
kulihat ada sedikit gundah diwajahnya, hem.... mungkin karena ngeri liat dengkulku yang lecet.
"Hai
mbak ini yang sakit kan kakiku tapi kok yang meringis sampean mbak "
tanyaku membuat dia kaget. " Eh iya Bang itu lihatnya kayaknya perih,
jadi ngilu rasanya". jawab dia agak kikuk.
Aduh... perih juga nih dengkulku, he he tapi gak papa deh kan jadi tau namanya sekalipun harus dengkulku jadi korban.
Baca kelanjutanya di Putri Dari Negeri Dewa - Dewa Part II