Pilpres 2024 "Catur Politik PDIP, Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi Dodo" Oleh Prasetyo : Pengamat Politik Kelas Cebong. |
Pemilihan presiden (Pilpres) yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024 akan menjadi persaingan sengit dan diperkirakan akan berlangsung dua putaran karena tidak ada tokoh yang mendapat lebih dari 30 persen dalam survei baru-baru ini, kata para analis.
Setelah Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan mereka usung dalam pilpres 2024 mendatang peta koalisi sudah mulai dapat kita prediksi. Setidaknya akan ada tiga atau empat poros koalisi yang akan terbentuk nantinya. Namun, tentu politik akan selalu dinamis, apalagi deklarasi capres belum tentu dapat mengusung calon presiden jika belum mencukupi presidential threshold, yakni 20 persen kursi DPR.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo tidak bisa lagi dicalonkan, partai politik akan melirik tokoh yang popular untuk dicalonkan, bahkan mereka yang tidak memiliki afiliasi partai seperti Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
"Partai terdorong membuat koalisi lebih awal karena relatif cukup banyak kandidat potensial saat ini untuk dicalonkan," kata Arya Fernandes, seorang peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bulan ini mendeklarasikan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), menjadikan mereka memenuhi syarat untuk bersama-sama mengajukan calon presiden dengan hampir 27 persen kursi di DPR.
Menurut undang-undang pemilu, partai politik atau gabungan partai politik dapat mengajukan calon presiden jika mereka memegang setidaknya 20 persen kursi di DPR atau memenangkan 25 persen suara dalam pemilihan terakhir.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan merupakan tokoh yang paling difavoritkan.
Tapi kali ini penulis akan membahas Manuver Politik Partai Demokrasi Perjuangan (PDI), Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi Dodo.
Pernyataan terbuka Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI Perjuangan itu disampaikannnya dalam sebuah wawancara dengan televisi nasional, Selasa 18 Oktober 2022.
"Kalau untuk bangsa dan negara apa sih yang kita tidak siap," ucap Ganjar ketika itu.
Ganjar Pranowo merupakan salah satu nama yang selalu muncul di tiga besar survei capres 2024. Nama Ganjar Pranowo selalu bersaing dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Sayangnya Ganjar Pranowo belum mendapat dukungan partai untuk maju sebagai calon presiden. Hal tersebut beda dengan Prabowo Subianto yang sudah mendapat dukungan dari Partai Gerindra dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan Partai NasDem.
Pernyataan Ganjar Pranowo itu sontak mendapat tanggapan sejumlah petinggi partai politik. Sikap PDI perjuangan yang sekaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menertibkan seluruh kadernya yang coba melakukan manuver-manuver politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sebelum Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri bersuara.
Dua keputusan tegas diterbitkan Bidang Kehormatan DPP PDI-P kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan empat kader yang mengatasnamakan "Dewan Kolonel". Keputusan tegas itu berupa sanksi teguran lisan kepada Ganjar atas pernyataannya yang siap maju sebagai calon presiden (capres) di sebuah wawancara stasiun televisi.
Sementara itu, empat kader PDI-P dikenakan sanksi keras dan terakhir lantaran sudah menyatakan dukungan capres kepada Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
Penulis menilai sikap PDI tersebut seakan mengiiring masarakat seakan membiarkan Kader terbaiknya begitu saja, tapi buat penulis ini hanya catur politik PDI memainkan bidak Caturnya untuk meraih simpatisan Ganjar Pranowo sebanyak banyak banyaknya, karena PDI menyadari banyaknya kandidat yang akan berlaga di Pilpres 2024 nanti.
Injuri Time PDI pasti akan membuat keputusan yang luarbiasa, setelah dengan matang melihat peta politik yang saat ini sedang diamati oleh Para elit politik Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP). karena sesungguhnya PDIP tentu sudah tau mana calon yang bisa bersaing di perhelatan pilpres 2024 nanti.
Berbeda dengan Presiden Jokowi Dodo yang menurut saya secara terang terangan mengalirkan energinya politiknya Untuk Ganjar Pranowo, Ganjar diketahui mendampingi Jokowi berkunjung ke Batang, Jateng. Pada kesempatan itu, terjadi momen Jokowi dan Ganjar berada dalam mobil RI 1. Kala itu, Jokowi yang sudah naik mobil RI 1 tiba-tiba memanggil Ganjar Pranowo ikutan naik mobil RI 1.
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Jaten, yang menarik perhatian publik. Sebab, pertemuan itu terjadi beberapa jam setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Selanjutnya dalam acara akbar didepan Ribuan relawan Jokowi yang tergabung dalam Gerakan Nusantara Bersatu memadati Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, dalam acara silaturahmi nasional, Sabtu (26/11). Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar relawannya memilih calon presiden 2024 dengan ciri-ciri rambut putih sebagai sinyal dukungan untuk Ganjar Pranowo. menurut penulis , dukungan Jokowi secara eksplisit ini bakal menguntungkan Ganjar secara elektoral.
Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P) menertibkan seluruh kadernya yang coba
melakukan manuver-manuver politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024
sebelum Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri bersuara.
Dua keputusan tegas diterbitkan Bidang Kehormatan DPP PDI-P kepada
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan empat kader yang mengatasnamakan
"Dewan Kolonel".
Keputusan tegas itu berupa sanksi teguran lisan kepada Ganjar atas
pernyataannya yang siap maju sebagai calon presiden (capres) di sebuah
wawancara stasiun televisi.
Sementara itu, empat kader PDI-P dikenakan sanksi keras dan terakhir
lantaran sudah menyatakan dukungan capres kepada Ketua DPP PDI-P Puan
Maharani.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beda Sikap PDI-P Saat Jatuhkan Sanksi: Teguran Lisan untuk Ganjar, Keras dan Terakhir pada Dewan Kolonel", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2022/10/25/08544481/beda-sikap-pdi-p-saat-jatuhkan-sanksi-teguran-lisan-untuk-ganjar-keras-dan.
Penulis : Nicholas Ryan Aditya
Editor : Novianti Setuningsih
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beda Sikap PDI-P Saat Jatuhkan Sanksi: Teguran Lisan untuk Ganjar, Keras dan Terakhir pada Dewan Kolonel", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2022/10/25/08544481/beda-sikap-pdi-p-saat-jatuhkan-sanksi-teguran-lisan-untuk-ganjar-keras-dan.
Penulis : Nicholas Ryan Aditya
Editor : Novianti Setuningsih
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L