Ningrum " Kau tinggalkan Aku Dikala Cinta Ini Tumbuh" | Oleh_Abhenk Gokil

Prasetyo Budi
Selasa, 29 November 2022 | November 29, 2022 WIB Last Updated 2022-11-29T06:04:05Z

Qberitakan.com
Dua minggu sudah tak keluar malam sama sekali meskipun itu hanyalah sekedar untuk membeli gula dan kopi, semenjak Ningrum dan bilang "jangan keluar malam selama aku bepergian".

Aku tak hanya mengngguk meski direlung hati terdalam inilah saatnya aku bebas, bebas bercanda ria dan tertawa lepas bersama teman teman yang akan membawa wanita selingkuhan masing-masing termasuk aku sendiri yang tak mau ketinggalan.

Mereka selalu memuji bahwa selingkuhanku sangat cantik, aku pun sumringah dengan pujian yang membuat aku merasa paling jago dan beruntung dari mereka. Aku benar-benar merasa sangat dihargai oleh teman temanku, mereka tidaka akan meminum setitik pun minuman yang telah dipesan sebelum aku datang.

Karena rasa sangat dihargai itu jugalah tanpa segan segan akan membayar semua pesanan tak peduli isi dompet terkuras habis, tak ada yang dikuatirkan dengan keungan. Uang yang dihabiskan malam itu hanya buat 1 bulan gaji sepuluh tenaga kerja disatu tempat usahaku saja, tak cukup masih ada pundi-pundi rupiah yang masuk dari usaha yang lain.

"Mas, sudah bangun?" Saat Ningrum menelpon setelah sampai di sidney

"Baru bangun..." Jawabku ogah ogahan tanpa menanyakan bagaimana penerbangan Ningrum Surabaya-Sidney.

"Hi hi! Tumben tidur jam segini mas?" Ningrum tertawa mendengar jawabanku, aku pun melihat jam dihape. Ternyata baru jam 02:15 dini hari. 

"Oh, iya. Katanya jangan keluar malam selama kamu pergi" Aku mengingatkan Ningrum bahwa dengan ucapannya.

"Oh, iya ya. Tapi... tumben juga tidak melanggar seperti biasanya?" Ningrum malah memberikan pertanyaan yang menurutku tidak menghargai kejujuranku kali ini.

"Trus, kamu sukanya aku bohong dan ngeles terus begitu!" Nadaku ketus.

"Iya ya ya... aku percaya, maaf ya mas..." Tumben juga ningrum percaya, bisanya akan menyerangku dengan pertanyaan pertanyaan yang membuat aku mual.

"Ya, tidak apa-apa..." nadaku mulai melembut.

"Ok mas, selamat tidur kembali..." Telpon pun diputus Ningrum.

Setelah itu Ningrum tak pernah menelpon lagi, begitu juga denganku. Karena aku tau diri tidak akan mengganggunya saat diluar sana. Aku memberika kebebasan baginya, meski ada juga terselip rasa cemburu dihati.

"Cemburu? Ha ha ha! Cemburu dari mana, bukankah aku tak mencintainya sama sekali?!?" Aku tersadar bahwa tidak ada sedikitpun benih-benih cinta dihati untuk Ningrum.

Entah kenapa untuk kepergiannya kali ini aku sebenarnya merasa kehilangan, rumah pun terasa sepi. Aku pun rindu segelas kopi buatan tangannya yang berjemari lentik dan selalu diwarnai dengan pewarna kuku merah, selalu ada senyuman manis dibibirnya saat menyuguhkan. Tak terlihat rasa kesal atau keberatan diwajahnya meski tau aku baru saja pulang dengan mulut yang masih menyisakan aroma alkohol.

Ningrum sungguh wanita sempurna, cantik, baik, ramah, pandai bergaul, dan tidak sombongmenurut teman temanku. Tapi kenapa aku memperlakukakkanya sedemikian dingin dan selalu mencari wanita lain diluar, aku hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan dari mereka.

"Mas... Mas... Mas....!"

Sore itu ada suara yang memanggilku setelah pintu depan diketok, aku yang sedang main play station diruang tengah pun keluar.

"Ningrum?!?" Aku terlonjak setelah membuka pintu dan melihat Ningrum sudah berdiri disana dengan semyumannya yang tetap manis.

"Iya mas, kenpa kaget begitu? Seperti melihat hantu saja..." Ningrum langsung masuk dengan jalannya yang lemah gemulai, cantik dan anggun sekali.

"Bu... bu... bukan!" Aku gelagapan saat Ningrum tiba-tiba menoleh kebelakang saat aku memperhatikan jalannya ke kamar.

"Oh, kirain..." Ningrum pun menghilang di balik pintu kamar.

Aku pun menuju kulkas dan mengambilkan minuman dingin kesukaan Ningrum, lalu membawanya ke kamar setelah menuangkannya kedalan gelas.

"Ini diminum..."

"Terima kasih mas..." Ningrum pun mengambil gelas yang disuguhkan, dan meminumnya sampai habis.

"Loh, kok minumnya begitu seperti orang tak pernah minum saja. He he!" Aku kaget sebenarnya kaget, tapi takut Ningrum tersinggung aku sedikit bercanda.

"Tidak mas. Cuma, hampir 5 tahun kita hidup bersama, satu atap, satu meja makan, dan satu kamar. Tapi... belum pernah kamu memperlakukan aku seperti ini. Aku merasa sangat senang dan bahagia hari ini, dan sungguh aku merasa berharga dan berarti sekali meski dimatamu sesungguhnya aku hanyalah pencundang yang menjadi penghalang kebebasanmu. Terima kasih mas, dan maafkan aku..." 

Tiba-tiba Ningrum menangis, entah tangis apa aku tak tau. Jelasnya aku merasa kasihan dan merasa bersalah juga melihatnya begitu, kembali aku merasa kebingungan sendiri harus berkata apa dan apa yang harus aku lakukan agar Ningrum tidak larut dalam kesedihan.

"Mas, sini. Peluk aku... I miss You and Love You" Ningrun bicara lagi, agar aku mendekat.

"I Miss You too and Love You..."

Sebelum aku tersadar apa yang baru saja diucapkan Ningrun langsung menubruk dan memelukku dengan erat hingga nafasku tersengal, tangis harunya pun membuat hatiku bergetar. Getaran takut kehilangan, rasa yang tak pernah dirasakan selama ini, aku sibuk dengan duniaku. Ningrum pun sibuk dengan dunia bagaimana meluluhkan hatiku.

"Ternyata kebebasan tak membuatmu menyadari bahwa aku sangat menyayangi dan mencintaimu mas, kamu memang harus ditinggalkan dengan waktu yang tak bisa kamu prediksi. Maaf, aku tidak ke Sidney selama ini, aku hanya ke Semarang. Berterima kasihlah kepada kedua orang tuamu karena aku benar-benar tidak meninggalkanmu disaat benih benih cinta mulai tumbuh dihatimu..." Perkataan Ningrum pun membuat aku terbelalak dan melepeska pelukannya

"Jadi...?!?"

"Jadi, saat benih benih cintamu benar benar telah tumbuh dan mekar dihatimu mas...!" Ningrum dengan mata berkaca-kaca menatapku.

"Mak e...! Pak e...!" Aku pun memeluk Ningrum dengan suka cita, penuh rasa cinta dan kasih selama ini dipungkiri, ah egoisnya aku!!!

                                           ***

Tamat



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ningrum " Kau tinggalkan Aku Dikala Cinta Ini Tumbuh" | Oleh_Abhenk Gokil

Trending Now