Q Beritakan - Dimensi, 12 Desember 2015 Oleh_Abheng Ghokil
Pada malam tertentu gadis cantik bermata sendu itu hadir mengikuti jam kuliah
malam, tak pernah tau datangnya kapan, yang pasti dia selalu tersenyum
ramah bila meliriknya, dia tak pernah berbicara. Membiarkan saja tanpa
ada niat mengusiknya, cuek dengan dengan suasana yang terkadang membuat
bulu kuduk merinding mersamaan dengan bergoyangnya pintu jendela kala
diterpa angin, semuanya pada serius mengkuti materi. Pada jam pulang
gadis itupun ikut menghilang entah kemana bersamaan dengan riuhnya
cekikan tawa canda yang lain. Mungkin dia harus segara pulang sehingga
harus terburu-buru dan menyelinap diantara banyaknya orang yang juga
ingin segera pulang karena sudah malam, sehingga gadis itu luput dari
perhatian.
Berlanjut pada malam tertentu berikutnya yang kebetulan hujan membasahi bumi, seperti biasa gadis itu hadir dengan senyuman tetap dingin sedingin suasana malam itu. Hujan di luaran sana yang sesekali diiringi oleh kilatan petir menambah suasana semangkin terasa mencekam meski banyak orang di dalam ruangan. Coba melihat kebalakang dimana gadis itu biasanya duduk, dia selalu duduk di deretan kursi belakang bagian sudut kiri. Terlihat sesekali mulutnya bergerak-gerak seperti bicara, tapi entah dengan siapa dan apa yang dibicarakannya. Lama memperhatikannya sehingga gadis itu sadar bahwa diperhatikan, tidak terlihat rasa kaget di raut wajahnya atau salah tingkah seperti hal orang biasanya, dia malah kembali tersenyum. Senyuman dingin.
Rasa penasaran mulai mengusik hati dan pikiran, siapa gadis ini? Ada yang aneh pada di gadis tersebut apalagi ketika mata bertemu pandang meski matanya terlihat sendu namun sebenarnya sangat tajam menusuk dan membuat hati bergetar sehingga ada rasa merinding bila menatapnya. Kemudian pada detik terakhir jam pulang, coba keluar paling duluan dari pada yang lainnya termasuk gadis cantik tersebut. Mengintai tepat di depan pintu dengan harapan bisa melihat gadis itu keluar dari ruangan dan mengetahui kemana arahnya.
Namun gadis cantik bermata sendu itu tak terlihat keluar, meski semua orang benar-benar tidak ada lagi. Terus menunggu, mungkin dirinya sedang beres-beres buku dan memasukknnya kedalam tas. Untuk menghilangkan rasa jenuh sebatang rokok pun di sulut hingga habis dan meniggalkan sisa-sisa abunya yang berserakan dilantai. Gadis cantik bermata sendu tak kunjung menampakkan dirinya. Tidak sabar hati menunggu terlalu lama, lalu coba melihat kedalam ruangan.
Kosong! Mata liar menatap ke setiap sudut ruangan, suasana hening mencekam. Hanya sisa-sisa aroma wangi yang tercium menusuk dan menggetarkan hati. Ya, aroma wangi gadis cantik bermata sendu dengan senyuman dingin itu. Hujan terus merintik tiada mereda...
Berlanjut pada malam tertentu berikutnya yang kebetulan hujan membasahi bumi, seperti biasa gadis itu hadir dengan senyuman tetap dingin sedingin suasana malam itu. Hujan di luaran sana yang sesekali diiringi oleh kilatan petir menambah suasana semangkin terasa mencekam meski banyak orang di dalam ruangan. Coba melihat kebalakang dimana gadis itu biasanya duduk, dia selalu duduk di deretan kursi belakang bagian sudut kiri. Terlihat sesekali mulutnya bergerak-gerak seperti bicara, tapi entah dengan siapa dan apa yang dibicarakannya. Lama memperhatikannya sehingga gadis itu sadar bahwa diperhatikan, tidak terlihat rasa kaget di raut wajahnya atau salah tingkah seperti hal orang biasanya, dia malah kembali tersenyum. Senyuman dingin.
Rasa penasaran mulai mengusik hati dan pikiran, siapa gadis ini? Ada yang aneh pada di gadis tersebut apalagi ketika mata bertemu pandang meski matanya terlihat sendu namun sebenarnya sangat tajam menusuk dan membuat hati bergetar sehingga ada rasa merinding bila menatapnya. Kemudian pada detik terakhir jam pulang, coba keluar paling duluan dari pada yang lainnya termasuk gadis cantik tersebut. Mengintai tepat di depan pintu dengan harapan bisa melihat gadis itu keluar dari ruangan dan mengetahui kemana arahnya.
Namun gadis cantik bermata sendu itu tak terlihat keluar, meski semua orang benar-benar tidak ada lagi. Terus menunggu, mungkin dirinya sedang beres-beres buku dan memasukknnya kedalam tas. Untuk menghilangkan rasa jenuh sebatang rokok pun di sulut hingga habis dan meniggalkan sisa-sisa abunya yang berserakan dilantai. Gadis cantik bermata sendu tak kunjung menampakkan dirinya. Tidak sabar hati menunggu terlalu lama, lalu coba melihat kedalam ruangan.
Kosong! Mata liar menatap ke setiap sudut ruangan, suasana hening mencekam. Hanya sisa-sisa aroma wangi yang tercium menusuk dan menggetarkan hati. Ya, aroma wangi gadis cantik bermata sendu dengan senyuman dingin itu. Hujan terus merintik tiada mereda...