QBeritakan.com -"Bismillah..." (Cindaku Part 6) : Oleh_Abhenk G-Chaniago
Oleh_Abhenk G-Chaniago
Pak
syamsul pun terlihat kaget karena sosok itu menyebut namanya, terlihat
jelas diraut wajahnya. Matanya pun menoleh kearahku, dan juga tampak
terkejut ketika tanpa disadari menyebut cindaku.
Keringat
dingin mulai keluar dari pori-poriku, suasana malam yang dingin itu
berubah menjadi gerah dan menakutkan. Rasa ketakutan yang luar biasa
kurasakan. Kenapa tidak? Karena cindaku adalah sebuah cerita legenda
yang pernah aku dengar, tapi malam ini benar-benar nyata dan ada
dihadapanku.
Cindaku
menurut cerita yang ku dengar adalah manusia yang bisa berubah menjadi
harimau, atau salah satu ilmu aliran hitam dan sesat. Manusia yang
menganut ilmu tersebut bisa berubah menjadi harimau meski tidak
seluruhnya, persis seperti sosok yang berdiri hanya berjarak beberapa
meter dihadapanku dan pak syamsul.
Entah
kenapa tiba-tiba pak syamsul mematikan lampu utama jeepnya, yang
dihidupkan cuma lampu kabut dan lampu senja. Sosok yang kusebut cindaku
pun pelahan-lahan menurunkan tangan yang menutupi mata dan wajahnya.
Maka
terlihat jelas wujud aslinya, matanya bersinar merah, bagian tepi
hidung atau lebih tepatnya dibawah pelupuk mata berkerut, dan yang
membuat aku semangkin ketakutan adalah bagian bibir atas datar tidak
memiliki belahan layaknya manusia pada umumnya.
Kemudian
leher, telapak tangan, serta kakinya terlihat ditumbuhi bulu meski
tubuhnya dibalut dengan pakaian serba hitam. Aku semangkin yakin itu
adalah wujud cindaku yang pernah aku dengar dan tidak pernah terlintas
dalam pikiran akan bertemu.
"Jadi engkau Bakauhuni?"
"Jangan
banyak bacot syamsul, terimalah hadiah yang tak pernah kau bayangkan
seumur hidupmu dariku!" Cindaku yang disebut namanya bakauhuni oleh pak
syamsul kembali bersiap-siap akan menyerangnya.
"Hehe!
Hati dan otakmu masih saja diselumuti dendam dan amarah bakauhuni..."
pak syamsul tertawa seolah-olah tak takut dengan gertakan.
"Hiks
hiks hiks! Hentikan kotbahmu syamsul!" Bakauhuni membalas, dari suara
tawanya aku jadi paham dan mengerti sosok cibdaku atau harimua jadi
jadian tersebut adalah seorang perempuan.
"Bertaubatlah sebelum terlambat bakauhuni! Jangan biarkan dirimu dikuasi hawa nafsu setan yang menyesatkanmu!"
"Cukup syamsul! Hentikan bualanmu! Aku begini juga kerena ulahmu!!!
"Karena ulahku bakauhuni? Apa kamu sadar apa yang kau ucapkan itu?"
"Ya!!!
Jika saja kau tidak menolak cintaku dan memilih perempuan lain, aku tak
akan jadi seperti ini...!" Tiba tiba bakauhuni tampak sedih, wajahnya
yang tadinya sangar penuh amarah, dendam, kebencian, dan aroma kematian
tiba-tiba kuyu. Matanya pun sendu menerawang jauh dan tetapannya kosong
kedepan.
"Sudahlah bakauhuni, itu masa lalu. Jangan kau ingat-ingat lagi!"
"Tidak
syamsul! Sebelum engkau mati ditanganku belum terbalas rasa sakit ini.
Sakit syamsul!" Bakauhuni pun tiba-tiba dari kedua bola yang tidak lagi
bersinar memerah itu mengeluarkan air mata. Bakauhuni menangis, mungkin
begitu dalam luka dan sakit masa dimasa lalu yang dideranya.
"Aku
mengerti, dan bisa merasakan apa yang kau rasakan bakauhuni! Tapi aku
tidak bisa menerima karena itu adalah salah satu sumpah yang tidak bisa
dilanggar, kita satu seperguruan, satu aliran, dan kita adalah
bersaudara meski tidak sedarah"
"Sumpah?
Puih! Tidak berlaku bagiku!" Bakauhuni wajahnya kembali menegang dan
meludah, bahkan kali ini menyeringai sinis hingga menampakkan taringnya
yang runcing dan tajam. Aku semangkin bergidik ngeri.
"Disitu
kesalahanmu bakauhuni, karena tidak bisa mengontrol diri mengedepankan
nafsu dari pada akal sehat sehingga membuat jalanmu semangkin tersesat
dan berguru kepada orang yang salah! Ingat, minta maaflah kepada guru
yang telah kau bunuh begitu kejinya, dan bertaubatlah bakauhuni.
Kembalilah kejalan yang benar selagi masih ada kesempatan, ayok
kesinilah bakauhuni sadaraku..."
Kemudian
pak syamsul bicara begitu lembut layaknya bicara kepada seorang adik
yang dikasihinya, dan pelahan lahan melangkah mendekati bakauhuni.
"Stop! Hentikan langkahmu syamsul! Maju selangkah saja, maka jangan salahkan aku jika bo
[12.37,
21/7/2021] GGP: "Stop! Hentikan langkahmu syamsul! Maju selangkah saja,
maka jangan salahkan aku jika bocah tengil dan sok jago itu akan
menjadi korban!!!"
Aku
yang tadi hanya diam bagaikan terhipnotis terperanjat, karena tiba-tiba
manusia harimau itu menunjuk tajam lurus kepadaku. Semangkin terkejut
mengatakan aku bocah! Oh, mungkin karena aku sedang bersimpuh dibalik
batu sehingga hanya sebagian badan saja yang terlihat olehnya. Tubuhku
semangkin lemas bagaikan tak bertulang.
*
Bersambung>>>
●Bakauhuni