QBeritakan.com -"Bismillah..." (Cindaku Part 4) : Oleh_Abhenk G-Chaniago
Aku
pun pontang panting berlari dan terus mengerang kesakitan hingga sampai
ditepi jurang, setelah dekat jurang baru menghentikan lari. Aku pun
melihat kebetis kanan seekor kala jengking yang cukup besar berwarna
hitam bergelantung dicelana jeans..
Rasa
sakit luar biasa menyerang begitu hebatnya, mendadak merasa demam.
Sebelum benar benar lemas tak berdaya, lalu mengeluarkan belati
pemberian pak syamsul dan mengarahkan mata belati kekaki kala jengking
yang masih bergelantung, kala jengking itu pun jatuh. Pukulan gagang
balati yang berkali kali membuatnya lumat dan mati seketika.
Aku
merobek celana bagian betis yang disengat kala jengking, setelah celana
tersobek beberapa senti itu terlihat betis memerah sedikit kebiruan
dibagian yang disengat. Sakitnya bukan main, dada terasa sesak, dan
kepala pun pusing.
"Bissmillah..."aku
pun mengambil bagian tubuh kala jengking yang sudah lumat dan
menempelkannya dibagian yang disengat dengan harapan rasa sakit hilang,
begitulah pertolongan pertama yang pernah aku dengar. Entah benar atau
cuma mitos belaka aku tak tau, yang jelas akan mencobanya.
Kemudian
aku mengikat bagian atas betis dengan syal yang semula dileher sebagai
pengurang rasa dingin, tujuan mengingatnya adalah agar bisa dari kala
jengking tidak terus menjalar menembus sel-sel darah. Efek mengikat itu
akan membuat aliran darah berhenti meski ada sedikit rasa kepocong
dibagian bawah yang diikat dengan kencang.
Dipinggir hutan sana pak syamsul menyusulku dengan setengah berlari dan senapan masih tergenggam ditanganny.
"Awas
pakkk! Merunduk!!!" Aku berteriak agar pak syamsul merunduk, dengan
cepatnya pak syamsul menunduk. Kemudian berguling agak menyamping dan
membalikkan badannya, dengan tiba tiba kaki kirinya secepat kilat
menerjang keatas.
"Gdebukh!"
Terdengar suara seperti nangka masak jatuh setelah terjangan kakinya
mengenai sosok tinggi besar menyerangnya. Sebuah tendangan yang cepat
dan tepat sasaran.
***
Bersambung>>>
●Bakauhuni