
QBeritakan.com
" Bismillah..."Oleh_Abhenk G-Chaniago
" Bismillah..."Oleh_Abhenk G-Chaniago
Disuatu
ketika, teriknya mentari menyinari bumi bukan main. Rasa haus yang
menyerang pun tak tertahankan, terbanyang betapa nikmat dan segarnya
tenggkorokan meneguk minuman isotonic dingin, akhirnya memutuskan untuk
berhenti disebuah mini market.
Setelah didalam
mini market aku pun sibuk mengambil beberapa minuman isotonic dingin dan
beberapa makanan ringan, tak lupa coklat kesukaanku yang kebetulan
hanya tinggal beberapa potong lagi. Tiba-tiba diluar sana terdengar
bunyi benturan yang sangat keras, aku pun kaget termasuk pengunjung lain
serta pegawai mini market.
Sebagian
orang-orang berlarian keluar ingin melihat apa yang terjadi diluar sana,
sementara aku tetap didalam dan menuju kasir. Setelah selesai aku pun
keluar sambil membuka satu minuman isotonic dingin, dan meminumnya.
Setengah botol langsung kuteguk sambil berjalan menuju parkiran, tak
ingin tau dengan apa yang terjadi barusan hingga membuat sebagian orang
keluar setelah mendengar bunyi benturan keras.
Aku
masuk ke dalam mobil, tanpa membuang waktu aku langsung menstarter dan
menghidupkan ac. Aku memundurkan mobil, disiaat mundur itu aku melihat
spion kiri. Dikiri belakang sebarang jalan sana tampak kerumunan orang
semangkin ramai, aku masih saja tak peduli "Palingan tabrakan akibat
kelalaain pengendara sendiri" begitulah gumamku dalam hati.
Memang,
aku sudah muak dan bosan melihat yang demikian. Karena lalainya satu
orang dalam mengendarai kendaraan mengakibatkan orang lain celaka.
Bahkan nyawa pun sampai terenggut, lagi pula aku punya trauma setelah
melihat kecelakaan.
Aku pernah melihat seorang
terlindas oleh ban truk tangki yang bermuatan penuh, salah satunya
meninggal ditempat dengan kondisi mengenaskan. Dada remuk, dari kedua
kuping, hidung, satu bola matanya melotot hampir keluar, dan mulutnya
mengeluarkan darah. Sementara satunya yang masih hidup dan sadarkan diri
kakinya terlindas, dagingnya terkelupas hingga tulangnya yang sudah
hancur nampak memutih sebelum mengeluarkan darah.
Tidak
lama kemudian tiba-tiba merasa pusing dan mual, sehingga tidak kuat
terlalu lama berada dilokasi kejadian, ditambah erang kesakitan korban.
Niat membantu pada awalnya dikalahkan oleh rasa pusing dan mual,
akhirnya aku beranjak dengan tubuh sedikit sempoyongan beranjak dan
menjauh. Semenjak kejadian itu sampai saat ini bila ada kecelakaan,
tidak berani mendekat.
Disaat aku sudah selasai
mundur dan ingin melanjutkan perjalanan tiba-tiba dari depan ada yang
menyetop, aku pun menginjak pedal rem. Kaca samping pun dibuka, yang
menyetop pun langsung bicara.
"Bisa antarkan orang itu ke
rumah sakit bang? Kecelakaan barusan itu..." sambil menunjuk ke
orang-orang yang berkerumun. Aku pun pun gelagapan menjawab, ada rasa
ragu juga.
Kemudian dengan sedikit hati-hati memberanikan diri untuk bertanya agar orang tersebut tidak tersinggung.
"Maaf sebelumnya bang, parah tidak? Sebab kalau parah saya tidak berani, takut darah bang...!" Aku pun memelankan musik mp3.
"Oh,
tidak bang. Tidak ada darah sama sekali, kakinya cuma patah bagian paha
karena terbentur besi tiang listrik bang...! Jawabnya.
"Oh, begitu ya? Baiklah, tidak apa-apa. Silahkan naikkan dia kalau begitu, tapi saya tidak bisa bantu angkat kedalam ya...!"
"Ya
bang, tidak apa-apa. Biar kami yang mengangkatnya, terima kasih bang!"
Orang itu pun berlari menuju kerumunan orang-orang tersebut, dan
menguaknya.
Setelah orang-orang menepi
terlihatlah seorang ibu-ibu terduduk lemas, satu kakinya ditekuk. Satu
kakinya berselonjor lurus, dan dipeganginya. Wajahnya tampak memucat dan
meringis menahan sakit, tidak lama kemudian beberapa orang
mengangkatnya dengan pelan juga sangat hati-hati dan memasukkannya ke
dalam mobil bagian jok belakang.
Agar kakinya
patah itu tidak terkulai ke bawah diminta agar duduk lurus saja diatas
jok, tidak usah duduk sepert pada umumnya. Ibu itu tampak sungkan.
"Tidak apa-apa buk, duduk saja dijok itu dan luruskan saja kakinya ya... tidak usah sungkan begitu..."
"Oh
iya, terima kasih dan maaf ya nak jadi merepotkan ini..." ibu itu
akhirnya mengikuti dan masih sempat mengucapka maaf juga terima kasih
disela menahan rasa sakitnya.
"Ya bu, sama-sama, tidak apa-apa
kok. Sudah bu? Kita berangkat lagi ya. Bismillah..." aku pun
menjalankan mobil mengikuti orang yang menyetop dan meminta bantuan
tadi.
***
>>>Bersambung...
●Bakauhuni