QBeritakan.com - Oleh_Prasetyo
Budi - Akun fesbuk ku beku. Sudah beberapa hari gak update status.
Mengunjungi beranda teman untuk sekedar bertukar sapa atau hanya sekedar
meninggalkan jejak jempol saja malas. Lalu kalau tiba-tiba aku posting
status yang rada ekstrim pastilah teman-teman mengira akun ku kena
retas. 'Ada Apa Dengan Cak Langga' itu jadi hashtag pertanyaan
teman-teman di grup atau dinding fesbukku. Padahal ya itu cuma karena
aku lagi suntuk aja. Galaau. Sudah beberapa hari ini aku kehilangan mood
menulis.
Gak punya ide? Banyaak. Saking banyaknya aku jadi bingung mau
menata yang mana. Tambah lagi mood-nya gak ada. Jadi malas menuangkan
ide-ide itu ke dalam tulisan. Padahal tombol-tombol hurup di keypad hp
ni sudah melambai lambai sampai lebai minta dibelai..bheww. Tapi kalau
gak mood ya sudah..meranalah dikau.
Kira-kira
apalah penyebabnya hingga mood ku sampai hilang dan kebiasaanku agak
beda. Kadang bengong seperti ikan cupang yang kalah bertarung, kadang
senyum-senyum sendiri tanpa tau apa yang lucu. Kadang serasa ada
bunga-bunga merah hati berterbangan di sekitar ku. Kadang perut
keroncongan tapi serasa kenyang. Tidur gak nyenyak, mandi gak
basah..weew kok kayak ayamnya Atok Dalang; si Rambo.
Setelah kuteliti
dan telusuri ternyata aku sedang jatuh. Jatuh cinta. Hihuuyy..indahnya
bro. Sedap-sedap mantap gitu. Ssst..jangan bilang siapa-siapa ya.
Iya..aku jatuh cinta sama Ratri anak pak rt desa tetangga. Mau tau
seperti apa rupa dan penampakannya si Ratri ini? Wuih..cah manis itu
bener-bener ayu.
Tau Dian Satroh pemeran film AADC itu kan?
Walah...terlalu kalian kalau nggak tau. Nah si Ratri itu manisnya
mirip-mirip gitu lah. Apalagi kalau sudah senyum-senyum
dikulum..maak...klepek-klepek hati ku.
Aku
baru melihatnya lagi setelah sekian lama dia menghilang dari kota
kecilku. Ceritanya Ratri pulang kampung bro. Pas lewat pelataran rumah
pak rt Samad kok ada penampakan indah semampai sedang menyapu teras.
Ketika aku tepat di depan pelataran wajahnya mendongak menatap ke
arahku. Walahhh..aku nyaris terjengkang dari sepeda kumbang pak le dirgo
melihat wajah ayu yang muirip tenan sama dian sastroh. Susah payah aku
berusaha mengukir senyum menyapanya.
Aku gak yakin apa bakal manis
senyumku itu kok ya perasaan seperti meringiss. Grogi bro. Boro-boro
ngajak ngobrol nanya kabar, say hai aja kaki ku langsung gemetaran.
Padahal dia itu dulu teman main ku sejak kecil. Malah sering mandi
bareng..huikks..jangan mikir aneh duluu. Maksudnya mandi sama-sama di
sungai sambil memandikan kerbau.
Mencari buah kueni bareng sampai pernah
kena timpuk sendalnya pak Markum gara-gara buah kueninya kami ketapel
dan biji ketapelnya mecahi kaca jendela pak Markum yang sangarnya mirip
pak Raden itu. Kadang kami sama-sama pergi ke sawah mencari belut lalu
pulangnya duduk-duduk di bukit memandangi hamparan sawah luas menghijau
milik kakeknya.
Sambil bercerita dan berkhayal kalau sudah besar mau
jadi apa. Kalau aku berkhayal pingin jadi juragan kerbau Ratri berkhayal
pingin jadi pembuat pesawat terbang. Wuuh...
Beranjak
SMP hubungan ku dengan Ratri masih akrab. Setiap pagi kami berboncengan
naik sepeda kumbang ke sekolah. Pokoknya manis banget lah. Sampai
akhirnya belum selesai SMP keluargaku pindah rumah ke desa tetangga dan
Ratri pindah ke Ibukota ikut pamannya.
Tinggal lah aku merana kesepian
sementara Ratri begitu menikmati kehidupan kota besar dan akhirnya
melupakan ku. Ratri jarang pulang ke kampung. Lebih sering orang tua nya
yang datang mengunjunginya ke kota. Makanya aku jadi jarang ketemu
nyaris bisa dibilang tak pernah ketemu. Dan pangling banget lihat
penampilannya sekarang. Olala Ratrii..Ratri..
Kira-kira
Ratri masih ingat gak ya masa kecil kami yang indah dulu? Aku pingin
main ke rumahnya dan ngobrol lama sambil mengenang masa lalu tapi kok ya
rasanya maluuu tenan. Malu tapi mau. Kadang saking gak tahan pingin
lihat wajahnya aku sengaja pelan-pelan mengayuh sepeda ku saat lewat
depan rumahnya.
Kalau dia ada aku pura-pura gak lihat. Sambil menahan
debar debur jantungku aku mengayuh cepat-cepat sepedaku. fyuhhh..kuno!
katrok..piye to le..lee. Sampai suatu ketika aku (pura-pura) lewat depan
rumahnya pak rt Samad teriak memanggil ku. Wiw..pucuk dicinta ulat pun
tiba. Gak perlu repot cari alasan buat ketemu Ratri.
Cepat-cepat
kuhampiri pak rt yang sudah menunggu di teras rumah. Berbunga-bunga hati
ini dengan sejuta harap bisa ketemu Ratri yang akan menyuguhkan minuman
buat kami dan aku bertekad baja akan mengajaknya ngobrol nanti setelah
selesai bicara dengan bapaknya. Minta no telponnya sekalian. Janjian
ketemuan di bukit sekalian wes.
Sesantai
mungkin aku duduk dekat pak rt. Sesekali aku melirik ke pintu berharap
Ratri muncul. Aku khawatir pak rt mendengan jedar jeder jantungku.
Setelah basa-basi sedikit pak rt mengungkapkan maksudnya memanggilku.
"Aku mengharapkan bantuan mu le"
"Apa yang bisa saya bantu pak rt?"
"Bulan depan aku mau mengadakan acara le, kuharap kamu bisa bantu-bantu ya le"
wiiiih..rasanya kembang kempis berbunga-bunga hatiku. Ni pas banget nih, pikirku.
"Baik pak rt, siap" kataku bersemangat.
"Aku
juga pingin pesan kerbau yang bagus..kamu kan sudah jadi juragan
kerbau, aku mau beli kerbau darimu untuk dipotong diacara itu le"
Wuikks...acara besar ini pakai potong kerbau segala.
"Boleh pak rt, nanti kupilihkan yang bagus dan kasih diskon lah buat pak rt" sahutku.
"Omong-omong
acara apa nih pak kok sampai potong kerbau segala?" tanyaku penasaran.
Sama penasarannya dengan sosok Ratri yang dari tadi belum nongol-nongol
juga.
"Mau ngunduh mantu le..mau menikahkan Ratri"
Jlegarrrr!! bagai disambar petir rasanya hatiku langsung hancur berkeping-keping. Tubuhku langsung panas dingin dan lemas.
"Alhamdulillah le, jodohnya Ratri sudah sampai. Sudah dilamar sama mekanik pesawat terbang le..doain semua lancar yo le"
Hikss...aku
cuma manggut mengaminkan. Pikiranku sudah nggak konsen. Tanpa menunggu
lama lagi dan gak ngarep suguhan minuman lagi aku pamit pulang dengan
langkah digagah-gagahkan. Ratriii..ratriii...kamu keburu diambil
orang..Cintaku hancur sebelum berkembang. Alamat awet jadi bujang tuo
awak ni...
Teman-teman...jangan
tanya kemana aku pergi ya kalau fesbuk ku jarang aktif. Aku pingin
semadi dulu. Berdoa sama yang kuasa minta dikirimi Ratri yang lain bakal
calon istriku. Gak secantik Dian Satroh juga gak apa-apa yang penting
sayang dan cinta dengan tulus pada ku. Aamiin.